Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Paradoks "Palu dan Paku"

19 Maret 2024   06:00 Diperbarui: 19 Maret 2024   06:20 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kebijakan publik, Paradoks "Palu dan Paku" bisa menjadi kritik terhadap penerapan solusi yang terlalu sederhana untuk masalah yang kompleks. 

Hal ini sering terlihat dalam kebijakan yang gagal mengakui keanekaragaman kebutuhan dan kondisi masyarakat, menghasilkan solusi yang tidak efektif atau bahkan kontraproduktif. 

Konsep ini menggarisbawahi pentingnya pendekatan yang lebih holistik dan terintegrasi dalam merumuskan kebijakan, yang mempertimbangkan berbagai faktor dan perspektif, serta adaptasi dengan perubahan dan tantangan baru.

Secara filosofis, paradoks ini juga memicu refleksi tentang batas-batas pengetahuan dan kecenderungan manusia untuk berpegang pada keyakinan atau metode yang familiar, meskipun bukti menunjukkan alternatif yang mungkin lebih baik. 

Ini menantang kita untuk berpikir secara lebih terbuka dan dinamis, mendorong pertumbuhan intelektual dan moral.

***

Paradoks "Palu dan Paku" tidak hanya merupakan kritik terhadap keterbatasan dalam pemikiran dan praktek kita, tetapi juga sebagai seruan untuk terus mencari, belajar, dan mengadaptasi. 

Melalui pemahaman dan penerapan prinsip-prinsip ini, individu dan masyarakat dapat mengembangkan solusi yang lebih kreatif, inklusif, dan berkelanjutan untuk menghadapi tantangan masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun