Puasa menawarkan kesempatan untuk memperlambat, merenung, dan menyadari nikmat-nikmat kecil yang dianugerahkan Tuhan kepada kita setiap hari.
Alquran memerintahkan individu untuk merenungkan nikmat Allah yang melimpah dan mengungkapkan rasa syukur atas nikmat tersebut.Â
Allah berfirman, "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS Ar-Rahman : 13).Â
Ayat ini mengingatkan kita bahwa setiap nikmat yang diberikan kepada kita, terlepas dari besar atau kecilnya, adalah anugerah Ilahi yang tidak boleh dipandang dengan sikap remeh.
Dari hadis Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda, "Barang siapa yang tidak bersyukur atas nikmat kecil, dia tidak akan bersyukur atas nikmat yang besar." (HR Ahmad).Â
Ini menekankan pentingnya mengakui dan mensyukuri segala nikmat, termasuk nikmat yang sering terlupakan dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui puasa, kita diajak untuk introspeksi diri dan merenungkan bagaimana kita menyikapi nikmat Tuhan.Â
Puasa membantu kita mengembangkan rasa syukur yang lebih dalam dan autentik, yang pada gilirannya membuka pintu menuju kebahagiaan yang lebih abadi.Â
Kebahagiaan yang dialami bukan berasal dari kesuksesan materi atau pengakuan masyarakat, melainkan dari kepuasan batin yang dicapai melalui hubungan yang lebih dekat dengan Tuhan dan rasa syukur yang mendalam atas segala nikmat yang dianugerahkan kepada kita.
Lebih dari itu, puasa mengajarkan kita untuk berempati dan berbagi kepada mereka yang kurang beruntung, mengingatkan kita bahwa kebahagiaan sejati sering kali didapat dari memberi, bukan menerima.Â
Kita diajak untuk tidak hanya mensyukuri nikmat pribadi, namun juga berkontribusi untuk kesejahteraan orang lain.