Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Strategi Mengurangi Disparitas Upah dan Meningkatkan Stabilitas Finansial Kelas Menengah

2 Maret 2024   07:25 Diperbarui: 2 Maret 2024   12:59 867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi stabilitas finansial kelas menengah. (Freepik.com)

 

Upah Minimum Provinsi dan Biaya Hidup Regional

Di Indonesia, perbedaan upah minimum provinsi (UMP) dan biaya hidup regional merupakan dua faktor penting yang berpengaruh terhadap kondisi keuangan dan stabilitas finansial kelas menengah. 

UMP ditetapkan oleh pemerintah daerah untuk menjamin standar hidup minimum bagi pekerja, sedangkan biaya hidup regional mencakup seluruh pengeluaran yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar, termasuk makanan, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan.

Perbedaan UMP di berbagai wilayah di Indonesia mencerminkan disparitas ekonomi yang signifikan antar-daerah. Misalnya, upah minimum di provinsi dengan ekonomi yang lebih maju seperti DKI Jakarta secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan provinsi lain yang memiliki ekonomi yang kurang berkembang. 

Hal ini secara teoritis bertujuan untuk menyesuaikan diri dengan biaya hidup yang berbeda di setiap daerah, namun pada praktiknya, perbedaan ini sering kali tidak sepenuhnya mencerminkan disparitas biaya hidup nyata (baca: Direct dan Indirect Effect: Determinan Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jawa Barat).

Menurut teori ekonomi klasik, upah ditentukan oleh mekanisme pasar yang berbasis pada prinsip penawaran dan permintaan. Ahli ekonomi seperti Adam Smith telah menekankan pentingnya upah yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar pekerja sebagai fondasi untuk ekonomi yang stabil dan berkembang. 

Namun, dalam konteks Indonesia, penentuan upah minimum sering kali dihadapkan pada tantangan untuk menyeimbangkan antara kebutuhan hidup layak pekerja dan kemampuan bayar pengusaha. (baca: Origins Of Wage Theory As The Most Important Income Of The Population)

Studi dan survei yang dilakukan oleh berbagai lembaga, termasuk Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia, menunjukkan bahwa biaya hidup di beberapa daerah, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung, cenderung meningkat setiap tahunnya. 

Sementara itu, kenaikan UMP tidak selalu sejalan dengan inflasi atau kenaikan biaya hidup, sehingga memengaruhi kemampuan beli dan stabilitas finansial kelas menengah. (baca: 10 Kota dengan Biaya Hidup Tertinggi di Indonesia, Jakarta Teratas)

Kondisi ini menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas UMP sebagai alat untuk menjamin kehidupan yang layak bagi kelas menengah di berbagai daerah. Beberapa ahli berpendapat bahwa perlu ada mekanisme penyesuaian UMP yang lebih dinamis dan responsif terhadap perubahan ekonomi dan sosial. 

Selain itu, strategi komprehensif yang melibatkan peningkatan produktivitas, pendidikan, dan pelatihan kerja juga diperlukan untuk meningkatkan daya saing dan kesejahteraan kelas menengah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun