Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Membangun Bisnis Beretika: Integrasi Deontologi dan Teleologi dalam Kewirausahaan

12 Februari 2024   07:45 Diperbarui: 12 Februari 2024   07:54 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artikel yang saya tinjau ini menyajikan dua contoh yang menonjol dalam konteks tanggung jawab kewirausahaan, yang menunjukkan aplikasi dari dualisme etis yang dijelaskan:

  • Contoh Penerapan Positif: Yvon Chouinard, pendiri Patagonia, merupakan contoh dari tanggung jawab kewirausahaan yang dijalankan dengan baik. Sejak 1970-an, Chouinard bertujuan untuk membuat peralatan dan pakaian panjat tebing yang menghasilkan dampak lingkungan seminimal mungkin. Pendekatan ini mencerminkan evaluasi moral dari perspektif deontologis, di mana Chouinard mengutamakan tindakan berdasarkan kewajiban moral untuk mengurangi kerusakan lingkungan, tanpa terlebih dahulu mempertimbangkan konsekuensi finansial dari tindakannya. Ini menunjukkan bagaimana seorang pengusaha dapat menerapkan prinsip-prinsip etis dalam identifikasi dan eksploitasi peluang, dengan menjaga keseimbangan antara pertumbuhan bisnis dan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
  • Contoh Penerapan Negatif: Fyre Festival dan pendiri utamanya, Billy McFarland, menunjukkan contoh tanggung jawab kewirausahaan yang gagal. Niat awal McFarland untuk festival ini tampaknya tidak mempertimbangkan evaluasi moral dalam hal tanggung jawab prospektif, dan dia gagal menangani tanggung jawab retrospektif mengenai keputusan ceroboh yang dibuat selama proses tersebut. Pengejaran McFarland terhadap peluang ini mengakibatkan dia dijatuhi hukuman penjara selama 6 tahun karena penipuan kawat, termasuk pertimbangan untuk tuduhan penipuan kawat kedua dari menjual tiket akses VIP Kota New York. Ini menunjukkan konsekuensi dari gagalnya mempertimbangkan tanggung jawab etis baik sebelum maupun setelah tindakan kewirausahaan, dengan fokus hanya pada eksploitasi peluang tanpa mempertimbangkan dampak moral dan sosial dari tindakan tersebut.

Dua contoh ini menyoroti pentingnya integrasi antara deontologi dan teleologi dalam proses kewirausahaan, memperlihatkan bagaimana pengusaha harus mempertimbangkan kewajiban moral dan konsekuensi tindakan mereka dalam proses mengidentifikasi dan mengeksploitasi peluang. Ini menggarisbawahi bahwa tanggung jawab kewirausahaan bukan hanya soal mencapai sukses finansial, tetapi juga tentang beroperasi dengan cara yang etis dan bertanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan.

Penutup

Kesimpulan dari artikel ilmiah yang saya tinjau ini tentang tanggung jawab kewirausahaan ini menekankan pentingnya etika dalam setiap aspek kewirausahaan. Ini bukan hanya tentang menciptakan nilai ekonomi, tetapi juga tentang memastikan bahwa tindakan tersebut dilakukan dengan cara yang etis dan bertanggung jawab. 

Artikel tersebut mengajak para pengusaha, pendidik, dan peneliti untuk merenungkan dan mengintegrasikan etika dalam praktek kewirausahaan. Melalui pendekatan yang berfokus pada deontologi dan teleologi, kita diingatkan bahwa keberhasilan sejati tidak hanya diukur dari keuntungan, tetapi juga dari dampak positif yang kita ciptakan bagi masyarakat dan lingkungan. Ini adalah langkah maju yang signifikan dalam memahami dan menerapkan tanggung jawab kewirausahaan yang sejati.

Referensi

Hgg, G., Haataja, V., Kurczewska, A., & McKelvie, A. (2024). Entrepreneurial Responsibility: A Conceptual Framework to Understand Ethical Dualism Throughout the Entrepreneurial Process. Entrepreneurship Theory and Practice, 0(0). https://doi.org/10.1177/10422587241227072

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun