Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Altruisme Efektif

2 Februari 2024   00:13 Diperbarui: 2 Februari 2024   00:17 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan menggali lebih jauh kritik yang ditemui, artikel ini tidak hanya menantang kemanjuran altruisme efektif namun juga mempertimbangkan kapasitas altruisme untuk menyesuaikan diri dan berkembang di tengah kritik tersebut.

***

Altruisme efektif, seperti dijelaskan oleh Gabriel, mendukung visi mulia merasionalisasi amal -- memastikan setiap dolar yang disumbangkan bekerja sekeras mungkin untuk mengurangi penderitaan dan meningkatkan kesejahteraan. 

Namun, dalam upayanya untuk memaksimalkan dampak, gerakan ini menemui titik kritis di mana efisiensi bersinggungan dengan nilai-nilai kesetaraan dan keadilan. 

Kritik terhadap altruisme efektif berakar pada premis bahwa pendekatan yang terlalu berfokus pada metrik dan efisiensi dapat mengabaikan pentingnya intervensi yang mungkin kurang 'efisien' secara ekonomi namun penting dari perspektif hak asasi manusia atau keadilan sosial.

Menurut Gabriel, salah satu kritik utama adalah pendekatan altruisme efektif yang cenderung mengabaikan aspek kesetaraan dan keadilan. 

Di dunia di mana sumber daya dan akses terhadap peluang sangat tidak setara, pertanyaan tentang siapa yang mendapat bantuan dan bagaimana keputusan tersebut diambil sangatlah penting.

Pendekatan yang terlalu berfokus pada 'efektivitas' dapat secara tidak sengaja memperkuat struktur kekuasaan yang ada, mengabaikan mereka yang berada di pinggiran masyarakat atau yang memerlukan intervensi yang lebih kompleks dan sulit diukur.

Gabriel juga menyoroti bagaimana kritik terhadap altruisme efektif mencakup kekhawatiran tentang potensi bias metodologis dalam evaluasi dan seleksi proyek. 

Pendekatan yang memprioritaskan uji coba terkontrol secara acak (RCT) dan pengukuran kuantitatif dapat melemahkan pentingnya lingkungan tertentu, prinsip budaya, dan interaksi sosial yang berdampak pada efektivitas intervensi. 

Hal ini memicu pertanyaan penting mengenai individu yang bertanggung jawab untuk menilai nilai intervensi tertentu dan bagaimana pertemuan pribadi dan kebutuhan masyarakat dimasukkan dalam prosedur pengambilan keputusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun