Ada hubungan antara enam dimensi kepribadian, yang sering dikaitkan dengan model kepribadian Big Five (Lima Besar), dan kesejahteraan psikologis individu. Enam dimensi ini meliputi: kejujuran-kerendahan hati (honesty-humility), tingkat emosional (emotionality), keterbukaan (extraversion), tingkat keramahan (agreeableness), tingkat kehati-hatian (conscientiousness), dan tingkat penyesuaian (openness to experience) terhadap kesejahteraan psikologis individu (psychological well-being). Korelasi positif yang signifikan antara dimensi-dimensi ini dan kesejahteraan psikologis menunjukkan bahwa individu dengan tingkat yang lebih tinggi dalam dimensi-dimensi tersebut cenderung memiliki kesejahteraan psikologis yang lebih baik.
Kesejahteraan Psikologis Individu
Korelasi antara ciri-ciri kepribadian seperti honesty-humility, emotionality, extraversion, agreeableness, conscientiousness, dan openness to experience terhadap psychological well-being merupakan pokok bahasan yang menarik dan relevan dalam ranah psikologi positif. Psikologi positif, suatu bidang studi yang didedikasikan untuk aspek konstruktif keberadaan manusia, berpendapat bahwa karakteristik kepribadian tidak hanya membentuk individualitas seseorang, tetapi juga memiliki pengaruh besar dalam membangun kesejahteraan mental mereka.
Kejujuran dan kerendahan hati, yang mencerminkan kemampuan berinteraksi secara otentik dan tanpa kesombongan, meningkatkan hubungan antarpribadi yang lebih sehat dan kepuasan diri. Kecerdasan emosional, yang berkaitan dengan pengenalan dan manifestasi emosi secara sadar, memberdayakan individu untuk memperoleh pemahaman komprehensif dan mengatur emosi mereka sendiri dan orang lain, yang mutlak diperlukan dalam menjaga kesejahteraan psikologis.Â
Sementara itu, ekstroversi, yang menunjukkan kecenderungan terhadap ekstroversi dan mendapatkan kesenangan dari kegiatan sosial, berpotensi memperkuat dukungan sosial dan mendorong pertemuan yang menyenangkan.
Tentu saja, kualitas sikap menyenangkan, yang mencirikan kecenderungan untuk bekerja sama dan memahami orang lain, berkontribusi besar terhadap pembentukan dan pemeliharaan hubungan sosial yang kuat. Yang sama pentingnya, kehati-hatian, suatu sifat yang terkait dengan pengendalian diri dan akuntabilitas, secara signifikan membantu individu dalam mencapai tujuan mereka dan mengurangi stres yang timbul dari tindakan yang tidak teratur.Â
Terakhir, kesediaan untuk menerima pengalaman dan ide baru, yang dikenal sebagai keterbukaan terhadap pengalaman, tidak diragukan lagi akan meningkatkan kehidupan seseorang secara mendalam dan secara aktif mendorong pengembangan pribadi.
Kombinasi dari semua karakteristik ini meningkatkan kesejahteraan psikologis dengan cara yang saling terkait dan berdampak pada berbagai aspek kehidupan seseorang. Dengan memahami dan mengembangkan karakteristik ini, masyarakat dapat meningkatkan standar hidup mereka secara keseluruhan.
Penerapan dan Contoh Kehidupan Nyata
Penerapan ciri-ciri kepribadian seperti kejujuran-kerendahan hati, emosionalitas, ekstraversi, keramahan, kehati-hatian, dan keterbukaan terhadap pengalaman dalam kehidupan nyata mempunyai dampak yang luas dan mendalam. Implementasinya tidak hanya meningkatkan kesehatan mental masyarakat, namun juga berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang lebih seimbang dan bermanfaat.
Pertama dan terpenting, dalam hal integritas dan kesopanan, dalam bidang profesionalisme, individu yang memiliki kejujuran dan kerendahan hati cenderung mendapat kepercayaan dan kekaguman dari rekan-rekannya. Sebagai ilustrasi, seorang supervisor yang menunjukkan kejujuran dan kesopanan dalam berurusan dengan bawahannya akan menciptakan suasana tempat kerja yang menyenangkan, meningkatkan kepuasan kerja, dan mendorong peningkatan produktivitas.Â
Dalam lingkungan sosial, kejujuran mendorong hubungan yang autentik dan bermakna, meningkatkan kepercayaan dan kedekatan antar individu.
Selain itu, sentimentalitas yang tinggi memungkinkan seseorang menjadi sangat tanggap terhadap sentimen orang lain, menumbuhkan rasa kasih sayang dan pemahaman. Seorang pendidik yang welas asih, misalnya, memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan emosional muridnya, menawarkan bantuan yang sesuai, dan dengan demikian menumbuhkan suasana belajar yang menyenangkan.
Extraversion berperan dalam memperluas jaringan sosial dan memperoleh dukungan sosial. Misalnya, karyawan yang mudah bergaul memiliki bakat alami untuk terlibat dan menjalin hubungan dengan rekan kerja dengan mudah, sehingga mendorong kolaborasi yang bermanfaat dan pertukaran konsep inovatif.Â
Dalam lingkup personal, individu dengan kecenderungan ekstrovert biasanya memiliki jaringan teman, kenalan, dan simpatisan yang luas, yang memberi mereka landasan bantuan dan kegembiraan yang berharga.
Kepercayaan diri, atau tingkat keramahan, sangat penting dalam membangun dan memelihara hubungan yang harmonis. Misalnya, dalam sebuah rumah tangga, pendekatan kolaboratif dan pengertian di antara anggota keluarga dapat mengurangi perselisihan dan meningkatkan ikatan sentimental. Di tempat kerja, sikap ramah dan kooperatif dapat mendorong kerja sama tim yang efektif.
Kehati-hatian, suatu sifat yang terkait dengan kebijaksanaan dan disiplin, menempati posisi yang sangat diperlukan dalam mencapai tujuan individu dan pekerjaan. Ambil contoh, seorang siswa yang rajin dan bertanggung jawab yang lebih cenderung berhasil dalam upaya pendidikannya. Demikian pula, dalam dunia korporasi, personel yang teliti dan metodis cenderung menunjukkan produktivitas dan ketergantungan yang lebih tinggi.
Terakhir, kesediaan seseorang untuk menerima pengalaman baru memberdayakan mereka untuk menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan, sekaligus menggali konsep-konsep inovatif. Dalam lingkungan yang terus berubah, seperti tempat kerja yang dinamis atau dalam konteks pendidikan, sifat ini memfasilitasi adaptasi dan pertumbuhan pribadi.
Sebagai contoh konkritnya, ambillah kasus seorang wirausaha yang menerapkan seluruh ciri-ciri tersebut. Dengan kejujuran dan kerendahan hati, ia membangun reputasi yang baik dan mempererat hubungan dengan pelanggan dan mitra. Dengan kesadaran emosional, dia mengelola timnya dengan empati, membina lingkungan kerja yang mendukung.Â
Keterbukaannya terhadap pengalaman baru menuntunnya untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan pasar. Kecenderungannya untuk ekstraversi membantunya dalam membangun jaringan dan pemasaran, sementara sifat ramahnya menghasilkan kolaborasi yang efektif. Kehati-hatiannya memastikan bahwa bisnisnya dijalankan secara efisien dan bertanggung jawab.
Secara umum, pemanfaatan ciri-ciri kepribadian yang menguntungkan ini tidak hanya meningkatkan kondisi mental seseorang, namun juga memberikan keuntungan abadi pada lingkungan komunal dan pekerjaan di mana mereka terlibat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H