Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kembali pada Tuhan dan Kembali kepada Ketuhanan

29 Januari 2024   06:39 Diperbarui: 29 Januari 2024   07:09 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mencari makna Tuhan dan ketuhanan. (Freepik/jcomp)

Dalam konteks Islam, konsep "Kembali pada Tuhan" dan "Kembali kepada Ketuhanan" mempunyai resonansi yang sangat khusus, berakar pada ajaran dan prinsip agama ini. Islam memberikan pandangan yang unik dan mendalam terhadap kedua konsep tersebut, memadukan aspek spiritualitas dengan prinsip agama.

Pertama, mari kita ulas tentang "Kembali pada Tuhan" dalam Islam. Konsep ini, yang sering dikaitkan dengan pertaubatan, merupakan bagian inti dari praktik keagamaan seorang muslim. Pertaubatan bukan sekedar pengakuan dosa; itu adalah pengakuan hati dan jiwa akan kesalahan, dan komitmen teguh untuk kembali ke jalan Allah. 

Proses ini mencerminkan hubungan yang sangat pribadi dan dinamis antara manusia dan Penciptanya. Allah, dalam Islam dipandang Maha Pengampun, selalu membukakan pintu ampunan bagi hamba-Nya yang bertaubat. Hal ini menciptakan dinamika di mana setiap muslim diajak untuk terus memperbarui dan memperdalam hubungan mereka dengan Tuhan.
 
Lebih jauh lagi, "Kembali pada Ketuhanan" dalam Islam mempunyai dimensi yang sedikit berbeda. Hal ini berkaitan dengan proses internalisasi sifat-sifat ketuhanan dalam kehidupan sehari-hari. 

Dalam Islam, sifat-sifat Tuhan (Asmaul Husna) seperti rahmat, keadilan, kesabaran dan kebijaksanaan digunakan sebagai pedoman bagaimana seorang muslim harus hidup. Ini bukan semata-mata soal menaati ajaran, melainkan soal aktif mencari yang transenden, atribusi dalam interaksi sehari-hari seseorang dengan sesama manusia dan dalam memahami keberadaannya sendiri.

Dalam akidah Islam, kedua pengertian tersebut tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan seorang muslim. Mereka memberikan pencerahan tentang cara hidup yang selaras dengan rencana ilahi, dimana Yang Mahakuasa mengambil posisi sentral. Hal ini tidak hanya mencakup ritual yang bersifat keagamaan, namun juga pola pikir dan perilaku yang ditunjukkan dalam urusan sehari-hari. 

Jadi, dalam Islam, "Kembali pada Tuhan" dan "Kembali kepada Ketuhanan" menggabungkan dimensi spiritual, moral, dan praktis, menekankan hubungan langsung antara keduanya. individu dan Penciptanya serta keterpaduan nilai-nilai ketuhanan dalam kehidupan pribadi dan sosial.

Kesimpulan

Dalam perjalanan pencarian makna dan kebenaran, konsep "Kembali pada Tuhan" dan "Kembali kepada Ketuhanan" memberikan wawasan mendalam tentang interaksi manusia dengan yang transenden. "Kembali pada Tuhan" mengeksplorasi keterikatan pada praktik keagamaan yang lebih tradisional, menekankan pentingnya struktur, disiplin, dan komunitas. 

Sebaliknya, "Kembali kepada Ketuhanan" melampaui batas-batas agama tertentu, berfokus pada pencarian internal dan pengalaman spiritual pribadi, yang mengarah pada pemahaman ketuhanan yang lebih universal dan inklusif. Filsafat menambahkan lapisan pemahaman dengan menawarkan penafsiran yang lebih abstrak dan universal, dengan mempertimbangkan kedua konsep ini melalui lensa teologi, eksistensialisme, dan integrasi spiritual. 

Dalam Islam, konsep-konsep ini diinternalisasikan dalam praktik keagamaan dan perilaku sehari-hari, menggabungkan taubat dan penghargaan terhadap sifat-sifat Tuhan dalam kehidupan umat Islam. 

Eksplorasi ini mengungkap kekayaan dan keragaman pendekatan manusia terhadap spiritualitas dan religiusitas, menyoroti bagaimana kedua aspek ini saling melengkapi dalam membantu manusia memahami posisi mereka dalam hubungannya dengan Tuhan dan mencari makna yang lebih besar dalam keberadaan-Nya.
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun