Memang dalam suatu permainan yang dicari adalah siapa yang menang dan siapa yang kalah. Walaupun sut model kedua terlihat lebih humanis, tetap saja bermakna siapa yang lebih superior.
Jika aturan permainan dianalogikan sebagai hukum yang harus ditegakkan, lalu mengapa berbalik menjadi hukum adalah permainan?
Hukum bukan masalah siapa yang terkuat atau siapa yang lebih mampu bersiasat. Hukum semestinya adalah masalah mengembalikan keseimbangan keadilan antara pihak yang bersengketa.
Pertanyaan berikutnya, apakah benar belajar hukum itu belajar mencari kelemahannya lalu melemahkannya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H