Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menyikapi "Kementhus Ora Pecus" di Tempat Kerja

19 Januari 2024   11:00 Diperbarui: 23 Januari 2024   21:03 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sering kali kita dibuat jengkel saat berbincang santai atau berdiskusi serius di sebuah rapat dengan seseorang yang berlagak "sok pintar". Bagaimana menyikapi hal ini di tempat kerja?

Makna "Kementhus Ora Pecus"

"Kementhus" dalam bahasa Jawa berarti "sombong", "angkuh", atau "pongah". "Ora" artinya "tidak", dan kata "pecus" artinya "bisa", "mampu", "sanggup", atau "memiliki kompetensi melakukan sesuatu". Maka "Kementhus Ora Pecus" arti harafiahnya adalah "berlagak pintar tetapi sebenarnya tidak paham" (Lengkapnya silakan baca: Apa Itu "Kementhus Ora Pecus"?)

Seseorang yang "kementhus ora pecus" adalah seseorang yang selalu berlagak pintar dan menonjol di depan orang lain, tetapi sebenarnya tidak memiliki pengetahuan atau kompetensi yang cukup untuk berbicara atau mengomentari topik yang dibicarakan. 

Dalam konteks masyarakat atau tempat kerja, seseorang yang "kementhus ora pecus" sering ditemukan dalam situasi dimana dia selalu mengomentari ucapan atau pendapat dari tokoh atau guru yang lebih menguasai ilmu tersebut.

Hal ini sangat mengganggu bagi orang lain yang ingin belajar atau berdiskusi dengan serius, karena seseorang yang "kementhus ora pecus" sering menyebarluaskan pendapat yang salah atau tidak tepat dan mengacaukan diskusi. 

Dia juga sering mengambil kredit atas pencapaian orang lain dan mengklaim bahwa dia yang menemukan atau menyelesaikan masalah, padahal sebenarnya dia tidak memiliki peran yang signifikan dalam proses tersebut.

Seseorang yang "kementhus ora pecus" sering menimbulkan masalah dalam komunikasi, karena dia tidak mampu mendengar pendapat orang lain atau mengakui ketidaktahuan dalam suatu topik. 

Dia juga sering mencoba untuk mengontrol diskusi dan mengarahkannya ke arah yang sesuai dengan pandangan atau pendapatnya sendiri, tanpa memperhatikan fakta atau data yang ada.

Seseorang yang "kementhus ora pecus" juga sering menimbulkan masalah dalam tim kerja, karena dia tidak mampu bekerja sama dengan orang lain atau menerima masukan dari anggota tim lainnya. 

Dia juga sering mencoba untuk mengambil alih proyek atau tugas yang diberikan kepada tim, tanpa memperhatikan kompetensi atau kemampuan anggota tim lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun