Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menyikapi "Kementhus Ora Pecus" di Tempat Kerja

19 Januari 2024   11:00 Diperbarui: 23 Januari 2024   21:03 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rapat di tempat kerja. (Sumber gambar: Freepik/senivpetro)

Jadi, seseorang yang "kementhus ora pecus" adalah seseorang yang selalu berlagak pintar dan menonjol di depan orang lain, tetapi sebenarnya tidak memiliki pengetahuan atau kompetensi yang cukup untuk berbicara atau mengomentari topik yang dibicarakan. H

al ini dapat menimbulkan masalah dalam komunikasi dan kerja tim, dan dapat menghambat proses belajar dan berkembangnya individu lain. 

Oleh karena itu, penting untuk menghindari perilaku "kementhus ora pecus" dan selalu menghormati opini dan kompetensi orang lain.

Menyikapi "Kementhus Ora Pecus" di Tempat Kerja

Menghadapi seseorang yang "kementhus ora pecus" di tempat kerja memang bisa menjadi tantangan tersendiri. Namun, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi situasi tersebut secara efektif:

1. Menggunakan Pendekatan Konstruktif

Alih-alih langsung menentang atau berdebat, cobalah untuk menggunakan pendekatan konstruktif. Ajukan pertanyaan yang membutuhkan penjelasan mendetail atau bukti dari apa yang mereka klaim, sehingga mendorong diskusi yang lebih berbasis fakta.

2. Mendorong Kolaborasi

Ajak mereka untuk berkolaborasi dalam pekerjaan atau proyek. Ini akan membantu mereka memahami pentingnya kerja tim dan memberi kesempatan kepada anggota lain untuk berkontribusi, sehingga mengurangi fokus pada individu yang berperilaku "kementhus ora pecus".

3. Memberikan Umpan Balik yang Jujur dan Respectful

 Berikan umpan balik yang jujur namun tetap sopan tentang dampak perilaku mereka terhadap tim dan pekerjaan. Pastikan untuk menyampaikan ini secara pribadi untuk menghindari mempermalukan mereka di depan publik.

4. Mempromosikan Budaya Belajar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun