Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Menyelami Lautan Kritik

12 Januari 2024   04:30 Diperbarui: 12 Januari 2024   04:36 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Freepik/tirachardz

MENYELAMI LAUTAN KRITIK

Di negeri tercinta, kata-kata terucap sinis,
Kritik bagai petir, menggelegar dalam bisu,
Dilihat sebagai serangan, bukan bimbingan kritis,
Namun, bukankah ia guru, bagi jiwa yang terus tumbuh?
Di mata mereka, hanya dendam dan nista,
Padahal, dalam kritik, biji pertumbuhan tersembunyi.

Kritik datang melintas, memotong keheningan,
Dengan tenang kita dengar, pelajaran tanpa henti,
Bukan sekadar cemooh, melainkan cerminan,
Mengajak kita menari, di antara kekurangan diri.
Dalam harmoni sosial, terkadang kita lupa,
Kritik adalah seni, memahat diri lebih bijak.

Menerima dan merenung, bukan dengan kemarahan,
Di setiap teguran, ada hikmah yang terpatri,
Bukan tentang menjatuhkan, atau merendahkan,
Namun tentang tumbuh, menuju langkah yang matang.
Kritik adalah kanvas, di mana kita melukis,
Perjalanan kita, menuju kebijaksanaan yang abadi.

Sidoarjo, 11 Januari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun