Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pendekatan Baru dalam Kesehatan Mental: Fokus pada Komunitas

11 Januari 2024   22:11 Diperbarui: 11 Januari 2024   22:13 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi komunitas kesehatan mental. (Sumber gambar: Freepik/rawpixel.com)

Pengantar

Kesehatan mental adalah aspek yang sering diabaikan dalam masyarakat Indonesia, dianggap sebagai urusan pribadi. Namun, artikel ini, "Communities Are Medicine," dari Psychology Today, mengusulkan pandangan baru yang memahami peran penting komunitas dalam menjaga kesehatan mental.

Di Indonesia, di mana nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong telah membentuk dasar budaya, menggabungkan pendekatan kesehatan mental berbasis komunitas adalah langkah penting dalam mengatasi perubahan iklim dan tekanan sosial global.

Artikel ini juga menyoroti strategi untuk membangun ketahanan mental komunal di Indonesia, dengan menekankan kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat sipil. Pendekatan ini berpotensi untuk membantu masyarakat Indonesia menghadapi tantangan kesehatan mental dengan lebih baik dan menciptakan kesejahteraan mental yang lebih baik bagi semua.

Bagian 1: Memahami Pentingnya Komunitas dalam Kesehatan Mental

Di Indonesia, kesehatan mental sering dianggap sebagai masalah individu yang harus ditangani secara pribadi. Namun, artikel "Communities Are Medicine" dari Psychology Today menawarkan perspektif berbeda yang sangat relevan bagi kita. Artikel ini menekankan bahwa dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim dan tekanan sosial, pendekatan kesehatan mental berbasis komunitas menjadi sangat penting.

Dalam konteks Indonesia, ini berarti mengakui peran keluarga, tetangga, dan komunitas lokal dalam mendukung kesehatan mental. Sebagai sebuah negara dengan kekayaan budaya komunal, kita memiliki dasar yang kuat untuk membangun jaringan dukungan ini. Misalnya, gotong royong, yang merupakan nilai kebersamaan dalam masyarakat Indonesia, bisa menjadi fondasi dalam membangun ketahanan mental kolektif.

Selain itu, menghadapi stres dan trauma yang dibawa oleh perubahan iklim global dan masalah sosial membutuhkan lebih dari sekadar terapi individu. Kita perlu strategi kesehatan publik yang memperkuat dukungan sosial dan keterampilan ketahanan di tingkat komunitas. Ini mencakup meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental dan mengintegrasikan metode penyembuhan yang berorientasi pada kelompok dan komunitas dalam strategi pencegahan.

Dengan demikian, artikel ini menyarankan pergeseran dari intervensi kesehatan mental yang berfokus pada individu menjadi tanggapan yang melibatkan tingkat komunitas dan masyarakat, terutama dalam menghadapi gangguan ekologi dan sosial skala besar. Pendekatan ini sangat relevan di Indonesia, di mana masyarakat memiliki peran kunci dalam mendukung satu sama lain.

Bagian 2: Strategi Mengembangkan Resiliensi Komunal di Indonesia

Mengembangkan resiliensi komunal di Indonesia memerlukan pendekatan yang memadukan nilai-nilai tradisional dengan strategi modern. Pertama, penguatan struktur komunitas tradisional seperti RT/RW (Rukun Tetangga/Rukun Warga) bisa menjadi langkah awal. Melalui struktur ini, program kesadaran kesehatan mental dapat disebarkan, menyediakan informasi dan dukungan untuk menghadapi tantangan bersama.

Kedua, pemanfaatan teknologi dan media sosial untuk membangun komunitas virtual juga penting. Ini memungkinkan penyebaran informasi dan sumber daya kesehatan mental yang lebih luas, serta penciptaan ruang aman bagi individu untuk berbagi dan mendapatkan dukungan.

Ketiga, integrasi program kesehatan mental dalam pendidikan dan kegiatan komunitas dapat meningkatkan kesadaran dan mengurangi stigma. Ini bisa termasuk pelatihan untuk guru, pemimpin komunitas, dan pekerja sosial dalam mengidentifikasi dan menanggapi isu kesehatan mental.

Dengan menerapkan strategi-strategi ini, Indonesia dapat membangun fondasi yang lebih kuat untuk ketahanan mental kolektif, memastikan bahwa setiap anggota masyarakat mendapatkan dukungan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan hidup.

Bagian 3: Menerapkan Pendekatan Komunitas di Tingkat Nasional

Untuk mewujudkan pendekatan kesehatan mental berbasis komunitas di Indonesia, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat sipil. Pemerintah dapat memainkan peran kunci dalam menyediakan sumber daya dan kerangka kebijakan yang mendukung inisiatif kesehatan mental komunitas. Ini termasuk mengalokasikan dana untuk program-program yang mempromosikan kesehatan mental dan ketahanan dalam masyarakat, serta memastikan akses ke layanan kesehatan mental yang terjangkau dan berkualitas.

Di sektor pendidikan, kurikulum dapat diperkaya dengan materi tentang kesehatan mental dan pembangunan ketahanan, membekali generasi muda dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mendukung kesehatan mental mereka sendiri dan orang lain.

Organisasi masyarakat sipil juga dapat memainkan peran penting dalam mengidentifikasi kebutuhan spesifik komunitas lokal dan menyediakan layanan yang sesuai. Kerjasama antara berbagai sektor ini akan menciptakan jaringan dukungan yang luas dan efektif, memastikan bahwa tidak ada yang terlewatkan dalam upaya kolektif untuk memperkuat kesehatan mental di seluruh Indonesia.

Dengan pendekatan holistik ini, Indonesia dapat menghadapi tantangan kesehatan mental saat ini dan masa depan dengan lebih baik, menciptakan masyarakat yang lebih kuat dan sehat secara mental.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun