Misalnya, ketika anak melakukan kesalahan, respons yang bisa diberikan adalah "Saya tahu kamu sedang kesulitan. Bagaimana saya bisa membantu?" daripada "Kamu selalu salah." Pendekatan ini membantu anak membentuk suara internal yang lebih penuh belas kasih diri.
2. Menjadi Contoh Belas Kasih Diri
Orang tua dan pendidik di Indonesia sering merasa harus selalu tampak sempurna di depan anak-anak.Â
Namun, ini justru bisa membuat anak-anak tidak memiliki keterampilan menghadapi ketidaksempurnaan diri sendiri. Menunjukkan kerentanan yang tepat dan belas kasih diri kepada anak-anak sangat penting.Â
Contohnya, ketika orang tua merasa tertekan atau melakukan kesalahan, mereka bisa berkata, "Hari ini saya merasa kesulitan, dan itu normal. Setiap orang kadang mengalami hari yang buruk."Â
Ini menunjukkan bahwa setiap orang, termasuk orang tua mereka, memiliki masalah dan cara untuk mengatasinya.
3. Membiasakan Anak dengan Konsep Belas Kasih Diri
Mengajarkan anak untuk memahami dan mengelola emosi mereka adalah langkah awal dalam membangun belas kasih diri.Â
Di Indonesia, hal ini bisa diintegrasikan dalam kegiatan sehari-hari melalui permainan atau diskusi keluarga.Â
Misalnya, orang tua bisa berdiskusi tentang emosi yang dirasakan anak dalam situasi tertentu dan bagaimana mereka bisa merespons emosi tersebut dengan lebih baik kepada diri mereka sendiri.Â
Mengajarkan anak untuk memperlakukan diri mereka sendiri dengan cara yang mereka perlakukan teman adalah langkah penting dalam membina belas kasih diri.