Meluap sudah sungai derita oleh tangisku,
Membanjiri sayatan belati rindu yang tak pernah sembuh di hati ini.
Pedih... perih... sampai kapankah jejakmu hilang dalam anganku?
Kenangan terindah, akankah terwujud?
Di bawah bayang-bayang senja yang merona,
Aku terhanyut dalam irama lara yang tak terucap.
Setiap detik, serpihan waktu membawa bisikanmu,
Menggema dalam sukma, layaknya desir angin lalu.
Oh, bisakah bintang-bintang sampaikan pesanku?
Untukmu yang kini berada di seberang mimpi,
Di mana cinta kita terjaga di antara sunyi,
Menari dalam pelukan kenangan yang abadi.
Lalu, di mana harus kusemai harapan ini?
Di ladang yang tandus, atau di taman yang subur?
Namun, biarlah, sebab cintaku tak perlu jawaban,
Hanya butuh tempat berteduh, dalam hatimu, selamanya.
Sidoarjo, 6 Januari 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H