"16,5 juta itu enaknya buat apa mas?," tanya saya tiba-tiba. Spontan.
Sambil berdiskusi, petugas bank itu mengeluarkan brosur dan menyarankan, "Bagaimana dengan sepeda motor listrik merek Y, pak? Ada subsidi pemerintah sehingga harganya hanya 11,5 juta."
Dia menjelaskan program kerja sama antara bank X dan dealer sepeda motor listrik merek Y. Saya hanya perlu menandatangani kontrak baru, dan sepeda motor listrik itu akan dikirim ke rumah saya.Â
Saya setuju, dan benar saja keesokan harinya, sepeda motor listrik itu sudah berada di garasi rumah saya.
Saya terkejut bahwa uang cashback belum juga masuk ke rekening, namun sepeda motor listrik sudah tersedia. Kesempatan ini terasa seperti mimpi.Â
Sepeda motor listrik itu, yang lama saya idamkan, kini menjadi kenyataan. Tapi ada lebih dari itu, saya masih memiliki sisa uang.
Pada hari Sabtu, bersama anak bungsu saya, kami pergi untuk membeli sepeda listrik yang diinginkannya. Kejutan itu membuat wajah anak saya berbinar, kebahagiaan yang tak terukur.
Mulai Desember, perjalanan ke kantor saya berubah. Saya meninggalkan mobil dan beralih menggunakan sepeda motor listrik baru saya, menikmati udara pagi yang segar, sambil menyimpan kenangan akan keberuntungan yang tak terduga ini.
Pembelian yang tidak menguras tabungan sedikit pun ini bukan hanya soal materi, melainkan tentang momen-momen kebahagiaan, kebersamaan, dan rasa syukur yang mendalam.
Anak saya, dengan sepeda listrik baru di sampingnya, juga merasakan kegembiraan yang sama. Bersama, kami menikmati hadiah tak terduga ini.