Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jentel, Gede Ati dan Legowo

5 Desember 2023   09:00 Diperbarui: 5 Desember 2023   09:04 945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jentel, Gede Ati dan Legowo. (Sumber gambar: Freepik/pressfoto)

Ternyata "gentleman" dan "gentle man" itu beda arti. Dua kata ini sering dihubungkan dengan perlakuan pria terhadap wanita.

Pemahaman tentang "Gentleman" dan "Gentle Man"

Ketika kita mendengar istilah "gentleman" dan "gentle man", kita sering menganggap keduanya memiliki arti yang sama. Namun, sebenarnya ada perbedaan mendasar antara kedua istilah tersebut. 

"Gentle man" merujuk pada sifat seorang pria yang lembut, sedangkan "gentleman" berasal dari bahasa Perancis "gentilhomme", yang berarti seorang "noblemen" atau pria dengan nilai karakter dan status sosial yang tinggi.

Di Indonesia, khususnya dalam budaya Jawa, konsep per"gentle"an ini memiliki interpretasi tersendiri. Dalam bahasa Jawa, ada ungkapan "dadi wong iku sing jentel", yang kurang lebih berarti menjadi orang yang memiliki sifat ksatria. Pemahaman ini agak berbeda dengan konteks barat.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ksatria berarti tentara atau prajurit yang gagah berani. Namun, menurut Wikipedia, istilah ksatria juga merujuk pada kasta dalam agama Hindu, yang dianggap sebagai bangsawan dan pemimpin masyarakat.

Konsep ksatria dalam konteks Jawa ini mungkin lebih menekankan pada keberanian dalam berbagai aspek, seperti berani meminta maaf, mengakui kesalahan, dan berani mengalah. Sifat ini sangat dihargai dalam budaya Jawa dan dianggap sebagai tanda kedewasaan serta kebijaksanaan. 

Membawa makna ini ke dalam konteks modern, sifat "jentel" atau ksatria bisa dilihat sebagai representasi dari pria yang tidak hanya berani secara fisik, tetapi juga secara emosional dan moral.

Menggali Makna Jiwa Besar

Menyelami lebih dalam konsep jentel atau ksatria, kita menemukan pertautan dengan istilah lain dalam budaya Jawa, yaitu "gede ati" atau jiwa besar. Gede ati merupakan sikap mental yang mencerminkan kesiapan untuk menerima segala keadaan dengan lapang dada. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun