Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Apa yang Salah dengan Subjektivitas dalam Penelitian Sosial?

16 November 2023   06:30 Diperbarui: 16 November 2023   08:10 2283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengolah data penelitian. (Sumber: pixabay/StartupStockPhotos via Kompas.com)

Dalam dunia penelitian yang sering didominasi oleh angka dan eksperimen yang ketat, penelitian sosial sering kali dianggap sebagai wilayah yang kurang pasti, diwarnai oleh kompleksitas perilaku manusia dan realitas sosial yang sulit diukur.

Variabel perseptual, sebagai inti dari penelitian sosial, sering kali terjerat dalam keraguan tentang subjektivitas dan reliabilitas. Namun, pandangan ini hanya menggarisbawahi sebagian kecil dari kisah yang sebenarnya.

Dalam artikel ini, saya akan mengeksplorasi bagaimana variabel perseptual—walaupun secara inheren subjektif—dapat diukur dan dikontrol dengan metode yang cermat dan terstruktur, sehingga menjadikan penelitian sosial tidak hanya relevan tetapi juga sangat penting dalam pemahaman mendalam tentang dinamika sosial dan perilaku manusia.

Mari kita selami lebih dalam dan mengungkap bagaimana variabel perseptual membentuk jembatan antara subjektivitas manusia dan keobjektifan ilmiah, menunjukkan bahwa dalam keragaman dan nuansa inilah letak kekuatan sejati penelitian sosial.

***

Suasana seminar hasil penelitian Litapdimas. (Foto: Dokumentasi pribadi)
Suasana seminar hasil penelitian Litapdimas. (Foto: Dokumentasi pribadi)

Variabel perseptual dalam penelitian sosial adalah aspek penting yang sering diabaikan oleh mereka yang kurang memahami kedalaman dan kompleksitas penelitian sosial. Banyak yang beranggapan bahwa penelitian dalam bidang sosial bersifat subjektif dan kurang dapat diandalkan dibandingkan dengan penelitian ilmiah lainnya.

Namun, perlu dicatat bahwa pandangan-pandangan semacam itu tidak sepenuhnya akurat. Sebenarnya, penelitian sosial sering melibatkan subjektivitas, tetapi ini tidak berarti bahwa subjektivitas tersebut tidak dapat dikendalikan atau diukur secara bertanggung jawab.

Dengan menggunakan variabel perseptual yang sesuai dan teknik penelitian yang kuat, penelitian sosial memiliki kemampuan untuk memberikan pemahaman yang berharga dan dapat diandalkan tentang perilaku manusia, sikap, dan persepsi.

Pertama-tama, mari kita pahami apa itu variabel perseptual.

Variabel perseptual adalah ukuran yang digunakan untuk menilai bagaimana individu mempersepsikan, memahami, dan merespons lingkungan sosial mereka.

Variabel ini mencakup, tetapi tidak terbatas pada, persepsi, sikap, nilai, harapan, dan keyakinan.

Contoh-contohnya termasuk perceived usefulness, perceived ease of use, dan perceived risk, yang umum digunakan dalam penelitian terkait teknologi informasi.

Variabel-varibel ini penting karena membantu peneliti memahami tidak hanya apa yang dilakukan orang, tetapi juga mengapa mereka melakukannya.

Presentasi hasil penelitian di hadapan reviewer I. (Foto: Dokumentasi pribadi)
Presentasi hasil penelitian di hadapan reviewer I. (Foto: Dokumentasi pribadi)
Penelitian sosial sering kali dihadapkan pada tantangan bagaimana mengukur konsep yang bersifat abstrak dan subjektif secara objektif. Salah satu cara untuk mengatasi ini adalah melalui desain penelitian yang cermat dan penggunaan instrumen pengukuran yang telah divalidasi.

Misalnya, dalam menilai perceived ease of use suatu teknologi, peneliti dapat menggunakan kuesioner dengan skala Likert yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.

Dengan demikian, meskipun pertanyaan-pertanyaan tersebut berdasarkan persepsi subjektif responden, penggunaan skala yang standar dan teruji memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data yang dapat diandalkan dan konsisten.

Selanjutnya, penelitian sosial sering menggunakan metode triangulasi untuk meningkatkan keandalannya.

Triangulasi melibatkan penggunaan beberapa metode atau sumber data dalam satu penelitian untuk memastikan bahwa hasil penelitian adalah valid.

Misalnya, peneliti mungkin menggabungkan survei (kuantitatif) dengan wawancara mendalam (kualitatif) untuk mendapatkan pemahaman yang lebih holistik tentang perilaku sosial.

Dengan cara ini, kelemahan satu metode dapat dikompensasi oleh kekuatan metode lain, sehingga meningkatkan validitas keseluruhan penelitian.

Perlu juga dipahami bahwa dalam penelitian sosial, kesalahan pengukuran dan bias tidak sepenuhnya dapat dieliminasi, tetapi dapat diminimalisir.

Hal ini dilakukan melalui desain penelitian yang hati-hati, pemilihan sampel yang tepat, dan analisis data yang cermat.

Misalnya, dalam pemilihan sampel, peneliti harus berusaha agar sampelnya representatif terhadap populasi yang diteliti. Hal ini penting untuk memastikan bahwa hasil penelitian dapat digeneralisasi.

Selain itu, dalam analisis data, peneliti harus menggunakan metode statistik yang tepat dan memeriksa berbagai asumsi statistik untuk memastikan bahwa hasil analisis valid.

Salah satu aspek kunci lainnya dalam meningkatkan keandalan penelitian sosial adalah transparansi dan reproduksibilitas.

Peneliti harus transparan mengenai metodologi yang mereka gunakan, termasuk bagaimana mereka mengumpulkan dan menganalisis data. Dengan demikian, penelitian lain dapat mereplikasi studi tersebut untuk memverifikasi atau menantang temuan yang diperoleh.

Presentasi hasil penelitian di hadapan reviewer II. (Foto: Dokumentasi pribadi)
Presentasi hasil penelitian di hadapan reviewer II. (Foto: Dokumentasi pribadi)

Ini adalah prinsip dasar ilmu pengetahuan dan sangat penting dalam membangun kepercayaan dalam hasil penelitian sosial.

Penting untuk diakui bahwa penelitian sosial seringkali membahas topik yang sangat relevan dan penting untuk masyarakat.

Misalnya, penelitian mengenai persepsi masyarakat terhadap vaksin Covid-19 dapat memberikan wawasan berharga bagi pembuat kebijakan dalam merancang strategi komunikasi yang efektif.

Dalam hal ini, subjektivitas tidak hanya tak terelakkan tetapi juga sangat penting. Apa yang dirasakan dan dipercayai oleh masyarakat dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap keberhasilan program kesehatan masyarakat.

***

Variabel perseptual dalam penelitian sosial memberikan alat yang kuat untuk memahami kompleksitas perilaku manusia.

Meskipun ada tantangan yang terkait dengan subjektivitas dalam penelitian sosial, melalui metodologi yang cermat, penggunaan instrumen yang valid, dan pendekatan yang holistik, penelitian sosial dapat menghasilkan temuan yang tidak hanya kaya akan wawasan tetapi juga dapat diandalkan dan bertanggung jawab.

Oleh karena itu, jauh dari pandangan yang meremehkan, penelitian sosial harus dihargai sebagai kontributor penting dalam memajukan pemahaman kita tentang masyarakat dan perilaku manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun