Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mungkinkah Membangun Identitas Nasional Lewat Kementerian Kebudayaan?

1 November 2023   20:11 Diperbarui: 2 November 2023   07:21 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wayang, salah satu warisan budaya terbesar Indonesia. Gambar oleh pikisuperstar dari Freepik.

Pertanyaan mengenai apakah Kementerian Kebudayaan di Indonesia seharusnya berdiri sendiri merupakan isu yang menarik dan patut dipertimbangkan. 

Dalam wacana ini, kita perlu berpikir reflektif dan mengeksplorasi sentimen harapan untuk memahami bagaimana sebuah kementerian yang independen dapat memberikan kontribusi lebih besar terhadap kemajuan budaya Indonesia. 

Dalam menjelajahi pemahaman ini, mari kita lihat temuan dari lima artikel ilmiah yang membahas pembentukan dan peran Kementerian Kebudayaan di berbagai negara.

Pertama, temuan dari artikel Pierre Losson (2013) yang berjudul "The creation of a Ministry of Culture: towards the definition and implementation of a comprehensive cultural policy in Peru," memberikan wawasan tentang pentingnya struktur administrasi yang khusus untuk budaya. Artikel ini menunjukkan bahwa pembentukan Kementerian Kebudayaan di Peru bertujuan untuk menerapkan kebijakan budaya yang komprehensif. 

Ini adalah pandangan yang signifikan karena sebuah kementerian yang fokus pada budaya dapat lebih efektif dalam merumuskan dan melaksanakan program-program yang mendukung perkembangan budaya. 

Kemauan politik juga disebutkan sebagai faktor penting dalam menentukan masa depan kebijakan budaya, yang menyoroti bahwa sebuah kementerian independen akan memiliki kebebasan dan otonomi yang lebih besar dalam menjalankan tugasnya.

Kedua, artikel Bruno Mannoni (1997) yang berjudul "A virtual museum," yang membahas peran Kementerian Kebudayaan di Prancis menunjukkan bagaimana kementerian budaya dapat berperan dalam melestarikan warisan budaya. 

Prancis menggunakan digitalisasi dokumen dan pameran virtual untuk mengindeks warisan budayanya. Ini menunjukkan bahwa kementerian budaya dapat memainkan peran penting dalam melestarikan budaya dan membuatnya lebih mudah diakses oleh masyarakat. 

Dalam konteks Indonesia, hal ini dapat berarti lebih banyak dukungan untuk pelestarian budaya lokal yang kadang-kadang terancam punah.

Ketiga, artikel Genevive Poujol dan Michael Kelly (1991) yang berjudul "The creation of a Ministry of Culture in France," membahas pembentukan Kementerian Kebudayaan di Prancis dan menyoroti bahwa tujuannya adalah membuat karya-karya besar kemanusiaan tersedia bagi rakyat Prancis dan mempromosikan penciptaan seni dan budaya. Ini mencerminkan aspirasi untuk membangun kesadaran budaya yang lebih besar di kalangan masyarakat. 

Dengan memiliki Kementerian Kebudayaan yang terpisah, Indonesia dapat meningkatkan pendekatan serupa untuk mendukung penciptaan seni dan budaya yang unik serta memastikan bahwa karya-karya budaya dapat diakses oleh semua warga negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun