Selain pemilihan pakaian dan pemilihan menu, perilaku mereka di meja makan juga penting. Misalnya saja Ganjar yang sempat menyapa awak media dengan pertanyaan ramah, "Sudah makan belum?" memberikan kesan kepedulian dan kedekatan dengan jurnalis.Â
Ini adalah contoh bagaimana seseorang dapat menggunakan perilaku untuk mengkomunikasikan pesan atau menciptakan kesan tertentu, sejalan dengan konsep manajemen kesan.
Konteks ini juga menggambarkan bagaimana manajemen kesan dapat terjadi dalam dunia politik. Barangkali, dengan mengundang ketiga calon presiden ini, Jokowi ingin menunjukkan bahwa meski ada persaingan politik, mereka bisa duduk bersama dengan damai dan mengedepankan kepentingan bangsa di atas segalanya.Â
Sebuah harapan yang dapat disampaikan kepada masyarakat Indonesia, bahwa pemilu bukanlah tentang perpecahan melainkan tentang memilih pemimpin yang terbaik untuk masa depan negara.
Kini, dengan dimulainya musim kampanye pemilihan presiden dan semakin dekatnya pemungutan suara, harapannya adalah para pemimpin ini akan terus menjunjung tinggi citra positif dan tetap berkomitmen pada kepentingan rakyat.Â
Semoga dalam perjalanan menuju Pilpres 2024, manajemen kesan yang diterapkan tidak hanya menciptakan kesan, namun juga mencerminkan integritas dan komitmen tulus para pemimpin untuk membangun Indonesia yang lebih baik.
Singkatnya, manajemen kesan tidak hanya mencakup persepsi yang kita inginkan dari orang lain, namun juga persepsi diri yang kita inginkan dan nilai-nilai yang sudah mendarah daging.Â
Harapannya, di balik kesan yang tercipta, terdapat substansi yang kuat dan komitmen yang teguh terhadap pembangunan bangsa. Dan semoga, di tengah dinamika politik ini, kita semua bisa melihat harapan masa depan Indonesia yang lebih cerah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H