Â
Di tengah gejolak politik jelang Pilpres 2024, ada hal unik yang terjadi: Presiden Joko Widodo mengundang tiga bakal calon presiden untuk makan siang di Istana Merdeka.Â
Bisa dikatakan langkah ini merupakan salah satu bentuk "impression management" (manajemen kesan), sebuah konsep yang diperkenalkan oleh Erving Goffman dalam sebuah buku berjudul "The Presentation of Self in Everyday Life," yang diterbitkan pada tahun 1959.Â
Buku ini membahas konsep "impression management" dan bagaimana individu mempresentasikan diri mereka dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam interaksi sosial.
Mengapa manajemen kesan itu demikian penting? Bayangkan, jika Anda mau, sebuah skenario di mana Anda berada di panggung teatrikal, berpartisipasi dalam produksi drama bersama sekelompok aktor.
Masing-masing berusaha untuk memenuhi peran mereka masing-masing dengan sangat baik, untuk meninggalkan dampak yang tak terhapuskan pada dunia.
Jokowi selaku tuan rumah memilih mengenakan batik berwarna putih dengan motif biru sehingga menimbulkan kesan netral dan damai.Â
Dia duduk di antara Ganjar Pranowo dengan batik merah, yang kemungkinan melambangkan semangat dan energi, dan Prabowo dengan batik coklat, yang mungkin melambangkan tekad dan stabilitas.Â
Sedangkan di sisi lain, Anies Baswedan berbatik coklat tua duduk tepat di hadapan Jokowi sehingga menciptakan keseimbangan visual yang menarik.
Menu yang disajikan pun ikut menyumbang kesan yang ingin mereka sampaikan. Mulai dari roulade ayam hingga tahu masak bacem, mungkin mencerminkan keberagaman dan kekayaan budaya Indonesia.Â
Sebuah pilihan yang dapat memengaruhi cara kita memandang para pemimpin ini: sebagai perwakilan dari berbagai latar belakang dan budaya yang beragam di Indonesia.