Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pilpres 2024, "Pilpres Sayang Anak"

23 Oktober 2023   15:43 Diperbarui: 23 Oktober 2023   15:55 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi populisme politik, ayah sayang anak. Foto: Freepik

Pertama, kita harus berharap pemimpin memiliki pemahaman yang mendalam tentang isu-isu yang dihadapi oleh masyarakat mereka. Ini melibatkan pengetahuan yang kuat tentang ekonomi, lingkungan, kebijakan publik, dan masalah sosial. Tanpa pemahaman yang baik tentang ini, pemimpin mungkin tidak akan mampu mengambil keputusan yang bijaksana dan berkelanjutan.

Kedua, kita harus berharap pemimpin memiliki integritas yang tinggi. Mereka harus dapat dipercaya untuk bertindak demi kepentingan masyarakat, bukan hanya untuk keuntungan pribadi atau politik. Integritas adalah dasar dari kepemimpinan yang kuat dan efektif.

Ketiga, kita harus berharap pemimpin memiliki kemampuan untuk merumuskan solusi yang kompleks dan beragam untuk masalah yang dihadapi oleh negara atau daerah mereka. Ini melibatkan kemampuan untuk berpikir secara analitis, mengumpulkan bukti, dan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuan bersama.

Keempat, kita harus berharap pemimpin memiliki visi yang jelas untuk masa depan. Mereka harus mampu menginspirasi dan memimpin masyarakat menuju tujuan-tujuan yang lebih tinggi, daripada terjebak dalam taktik politik yang pendek dan terlihat.

Kelima, kita harus berharap pemimpin memiliki kemampuan untuk memahami dan mengelola keragaman masyarakat mereka. Kepemimpinan yang inklusif dan berpusat pada keadilan sosial adalah kunci untuk memastikan bahwa semua warga merasa dihargai dan diperlakukan dengan adil.

Ketika kita memilih pemimpin, kita harus berpikir jauh lebih mendalam daripada sekadar popularitas. Kita harus menilai kualitas mereka sebagai pemimpin, termasuk kecerdasan akademik mereka. Ini bukan berarti bahwa kita harus mengabaikan populisme sepenuhnya, tetapi kita harus lebih kritis dan selektif dalam memilih pemimpin berdasarkan popularitas mereka.

Politik bukanlah sekadar tentang kekuasaan dan popularitas. Politik seharusnya tentang pelayanan masyarakat dan pencapaian tujuan bersama. Kita harus memilih pemimpin yang memiliki kemampuan, integritas, dan pemahaman yang dibutuhkan untuk memimpin negara atau daerah kita dengan baik. Kecerdasan akademik adalah salah satu indikator penting dalam menilai kualitas seorang pemimpin, dan kita tidak boleh mengabaikannya demi popularitas semata. Harapan kita untuk masa depan adalah memiliki pemimpin yang benar-benar mampu membimbing kita menuju masa depan yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun