Tren Teknologi Genggam Masa Depan dengan Tantangan Tersendiri
Ponsel lipat semakin menarik minat konsumen baik di Indonesia maupun internasional. Menurut survei terbaru oleh Google, Think Tech, Rise of Foldables, sekitar setengah dari konsumen di Indonesia mengandalkan artikel online dan ulasan video di YouTube untuk mendapatkan informasi tentang ponsel lipat. Tren ini terlihat dari peningkatan 52% dalam pencarian kata kunci "ponsel lipat" di YouTube dari tahun 2021 hingga 2023, seperti yang diungkapkan oleh Stephanie Elizabeth, Tech Industry Lead Google Indonesia, dalam presentasi pada 19 Oktober 2023 (Kompas, 20/10/2023).
Di sisi lain, sebuah laporan dari CNBC Indonesia, berdasarkan data dari perusahaan riset IDC, menunjukkan bahwa pada tahun 2025, pasar ponsel yang dapat dilipat diperkirakan akan mencapai nilai US$29 miliar, dengan pangsa pasar sebesar 1,7% dari semua ponsel. Hal ini menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan dalam segmen ponsel lipat.
Namun, meskipun tren positif ini, ponsel lipat juga membawa beberapa tantangan. Menurut ulasan dari Teknovidia, ponsel lipat memiliki kelebihan seperti perlindungan layar yang lebih baik, performa tinggi berkat chipset canggih seperti Snapdragon 85++, dan ukuran layar yang fleksibel. Namun, harga yang tinggi, potensi masalah daya tahan karena penggunaan berulang dari mekanisme lipat, dan ukuran layar yang lebih besar adalah beberapa kelemahan yang harus dipertimbangkan oleh konsumen.
Di tengah persaingan pasar yang ketat, produsen seperti Samsung telah mengalami pertumbuhan pendapatan yang signifikan berkat penjualan ponsel lipat. Pada tahun 2021, pendapatan Samsung mencapai 279,6 triliun won Korea, atau sekitar Rp 3.323 triliun, mewakili peningkatan sebesar 18% dibandingkan dengan tahun 2020, yang sebagian besar didorong oleh penjualan model lipat seperti Galaxy Z Flip3.
Ponsel lipat, dengan desain unik dan fitur-fitur canggihnya, terbukti menjadi daya tarik bagi konsumen yang mencari inovasi dalam teknologi genggam. Namun demikian, beberapa kekurangan seperti harga yang tinggi dan potensi masalah daya tahan perlu dipertimbangkan dengan serius oleh calon pembeli. Dengan kemajuan teknologi dan penurunan harga, diharapkan ponsel lipat akan menjadi lebih terjangkau dan menarik bagi segmen konsumen yang lebih luas di masa mendatang.
Antara Kemajuan Teknologi dan Respon Publik
Sebuah polling media online nasional baru-baru ini mengungkapkan bahwa mayoritas publik (77,80%) menganggap fitur layar lipat pada ponsel tidak penting, sementara hanya 22,20% memiliki pandangan sebaliknya. Polling ini melibatkan 482 responden selama 13 hari. Data ini mendorong refleksi tentang bagaimana publik merespons inovasi teknologi yang sedang berkembang ini.
Harga tampaknya menjadi pertimbangan utama bagi banyak konsumen, seperti yang diungkapkan oleh Teknovidia, dengan harga tinggi menjadi salah satu kelemahan utama dari jenis ponsel ini. Apakah keuntungan teknologi layar lipat sebanding dengan harganya? Jawaban atas pertanyaan ini bersifat subjektif dan bergantung pada kebutuhan dan preferensi masing-masing konsumen.
Pertama, harga menjadi hambatan utama. Ponsel layar lipat dikenal dengan harga jualnya yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ponsel konvensional.Kedua, kebutuhan dan preferensi pribadi memainkan peran. Bagi sebagian orang, fitur layar lipat mungkin dianggap penting karena menawarkan perlindungan layar yang lebih baik, performa tinggi, dan ukuran layar yang fleksibel. Namun, bagi individu dengan preferensi yang berbeda, fitur ini mungkin dianggap kurang relevan, terutama jika mereka lebih mengutamakan faktor lain seperti daya tahan baterai atau harga yang lebih terjangkau.
Ketiga, kesadaran dan pemahaman konsumen. Pemahaman konsumen tentang manfaat dan kelemahan ponsel lipat mungkin belum sepenuhnya matang. Dalam hal ini, edukasi konsumen tentang manfaat teknologi layar lipat dapat menjadi langkah penting untuk membuka mata publik tentang apa yang dapat ditawarkan oleh teknologi ini.
Hasil polling ini mengajak kita untuk merenung sejauh mana teknologi layar lipat dapat memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen. Produsen perlu lebih proaktif dalam menjelaskan manfaat dan keunikan ponsel lipat, dan mungkin perlu merancang strategi untuk menurunkan harga agar lebih terjangkau, guna meningkatkan penerimaan positif dari publik. Pendidikan kepada publik tentang manfaat dan keuntungan menggunakan ponsel layar lipat juga penting dilakukan.
Tentu saja, respon publik yang tergambar dari hasil polling ini adalah umpan balik berharga bagi industri untuk terus berinovasi dan memperbaiki produk agar lebih sesuai dengan kebutuhan dan harapan konsumen. Teknologi layar lipat memiliki potensi menjadi tren di masa mendatang, namun harus diimbangi dengan strategi yang tepat untuk mengatasi hambatan saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H