Â
Paparan cahaya biru dari layar LCD dan LED telah menjadi topik hangat dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan peningkatan penggunaan perangkat elektronik seperti smartphone, laptop, dan komputer. Berbagai berita telah memfokuskan pada efek negatif dari paparan cahaya biru dan radiasi elektromagnetik lainnya terhadap kesehatan mata manusia.
Menurut berita dari Kompas.com (18/07/2023), peningkatan penggunaan gawai menyebabkan paparan cahaya biru pada mata semakin meningkat, yang tentunya dapat berakibat buruk. Sementara itu, Bisnis.com (04/11/2021) juga menyoroti risiko dari cahaya biru yang dipancarkan oleh perangkat elektronik terhadap kesehatan mata. Menariknya, kedua berita ini menunjukkan kekhawatiran umum tentang bagaimana gaya hidup digital kita saat ini dapat memengaruhi kesehatan mata kita.
Selain itu, sindrom penglihatan komputer juga menjadi perhatian, seperti yang dikutip oleh Kompas.com (02/02/2022) dari WebMD. Sindrom ini ditandai dengan mata lelah, iritasi mata, penglihatan kabur, dan penglihatan ganda, yang terjadi akibat menatap layar gadget untuk waktu yang lama setiap hari. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya untuk mengambil istirahat dari layar untuk mencegah atau mengurangi gejala-gejala ini.
Penelitian dari Complutense University, Madrid, seperti yang dilaporkan oleh detikHealth (14/05/2013), menunjukkan bahwa paparan cahaya LED dapat menyebabkan kerusakan permanen pada retina mata manusia. Temuan ini sangat mengkhawatirkan, mengingat sebagian besar dari kita menghabiskan banyak waktu di depan layar setiap hari. Ini menyoroti pentingnya penelitian lebih lanjut dan pengembangan teknologi layar yang lebih aman.
Sementara itu, KuatBaca.com (08/10/2023) membahas dampak menatap layar pada anak-anak, yang mata mereka masih dalam tahap perkembangan. Berita ini menyoroti risiko miopia atau rabun jauh, dan menunjukkan bahwa anak-anak mungkin lebih rentan terhadap risiko ini. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana kita dapat melindungi mata anak-anak dari dampak negatif teknologi layar.
***
Pengaruh radiasi layar LCD (Liquid Crystal Display) pada mata telah menjadi subjek penelitian dalam berbagai studi ilmiah, diberikan prevalensi penggunaan perangkat elektronik seperti desktop, laptop, dan smartphone dalam kehidupan sehari-hari. Mata, sebagai salah satu indera vital manusia, membutuhkan perhatian khusus dalam konteks ini. Berikut adalah analisis temuan terkait teknologi LCD dari lima artikel jurnal ilmiah yang saya baca:.
Layar LCD dikenal memancarkan cahaya biru tingkat tinggi, yang terbukti dapat menyebabkan kerusakan pada sel fotoreseptor retina, seperti yang diilustrasikan oleh Chao-Wen, Lin., Chung-May, Yang., dan Chang-Hao, Yang (2019). Kerusakan ini memiliki implikasi serius terhadap kesehatan mata, mengingat retina memainkan peran penting dalam proses penglihatan. Penelitian ini juga menyoroti bahwa LCD dengan emisi energi yang lebih rendah dapat berpotensi mencegah kerusakan retina, menunjukkan korelasi antara emisi energi dan kerusakan yang diakibatkan.
Sejalan dengan itu, penelitian oleh Yanan, Yang., Yi, Li., Luqiao, Yin., Longlong, Chen., dan Jianhua, Zhang (2018) mengidentifikasi bahwa cahaya biru berenergi tinggi dan panjang gelombang pendek yang dipancarkan dari layar LCD dapat menyebabkan kerusakan pada sel epitel pigmen retina (RPE). Penelitian ini mencatat bahwa film tipis ZnO/CdO dapat secara efektif mengurangi kerusakan ini, membuka jalan bagi solusi potensial dalam melindungi mata dari radiasi layar LCD.
Tidak hanya cahaya biru, radiasi elektromagnetik dari layar LCD juga mendapat perhatian. Penelitian oleh Magorzata, Lewicka et al., (2015) dan (2017) mengungkapkan bahwa radiasi elektromagnetik dari monitor LCD dapat memengaruhi metabolisme oksigen trombosit darah dan struktur membran seluler. Meskipun penelitian ini tidak secara spesifik menyoroti efek pada mata, temuan ini menunjukkan adanya risiko kesehatan potensial dari radiasi elektromagnetik.
Artikel oleh Libor, Hargas., dan Jozef, Cuntala (2011) menambahkan wawasan tentang bagaimana radiasi dari lampu latar LCD dapat memengaruhi kesehatan mata, dengan sudut pandang tampilan yang memengaruhi saturasi warna dan kenyamanan optik. Hal ini menunjukkan bahwa desain ergonomis dan perlindungan radiasi bisa berpengaruh terhadap pengalaman visual pengguna.
***
Dari fakta yang disampaikan oleh beberapa berita yang telah diuraikan, mengungkapkan kebutuhan untuk mengambil langkah-langkah pencegahan untuk melindungi kesehatan mata kita dari efek negatif layar LCD atau LED. Ini mencakup edukasi publik tentang bahaya paparan cahaya biru, pengembangan dan penerapan teknologi layar yang lebih aman, serta pentingnya mengambil istirahat secara teratur dari layar untuk menjaga kesehatan mata. Tanggapan industri dan regulator terhadap masalah ini akan sangat penting dalam mengatasi risiko kesehatan mata yang terkait dengan penggunaan perangkat elektronik. Dengan kesadaran yang meningkat dan tindakan pencegahan yang tepat, kita dapat berharap untuk mengurangi dampak negatif dari layar LCD pada kesehatan mata kita.
Demikian pula, berdasarkan hasil temuan dari beberapa penelitian ilmiah yang telah diuraikan, mendukung argumen bahwa ada kebutuhan mendesak untuk mengatasi masalah radiasi layar LCD untuk melindungi kesehatan mata manusia. Meskipun ada solusi potensial seperti penggunaan film tipis ZnO/CdO atau filter cahaya biru, lebih banyak penelitian dan inovasi diperlukan untuk mengurangi risiko dan mempromosikan penggunaan perangkat elektronik yang lebih aman. Ini mencakup peningkatan kesadaran publik tentang risiko kesehatan yang terkait dan pengembangan teknologi yang lebih aman dan efektif untuk melindungi mata dari radiasi layar LCD.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H