Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Menumbuhkan Modal Usaha

7 Oktober 2023   22:00 Diperbarui: 7 Oktober 2023   22:03 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Pada suatu hari yang cerah di sebuah kota kecil di Jawa, Pak Hendra berdiri di depan kios kecilnya yang bernama "Warung Tegal Hendra". Di usianya yang menginjak 45 tahun, Pak Hendra bukanlah seorang yang kaya raya jika dinilai dari harta benda. Namun, di mata mereka yang mengenalnya, kekayaan Pak Hendra tak bisa diukur dengan uang atau aset. Kekayaannya terletak pada kesabaran, ketekunan, dan kegigihannya dalam membesarkan modal usaha warungnya.

Ketika pertama kali membuka warung, Pak Hendra hanya memiliki beberapa rak berisi bahan pokok dan satu meja kayu untuk para pelanggan menikmati hidangan sederhananya. Namun, setiap kali mendapatkan keuntungan, ia selalu menabung sebagian besar dari pendapatannya untuk mengembangkan warungnya. Bagi Pak Hendra, tujuan berwirausaha bukanlah untuk menambah kekayaan, melainkan untuk memperbesar modal usahanya.

Suatu sore, seorang pemuda bernama Raka datang ke warung Pak Hendra. Raka adalah seorang mahasiswa yang sedang melakukan penelitian tentang wirausaha di kota tersebut. Dengan semangat, Raka bertanya, "Pak, mengapa Bapak selalu menambah modal usaha dan tidak menikmati kekayaan yang Bapak peroleh?"

Pak Hendra tersenyum sambil menyajikan secangkir teh hangat untuk Raka. "Anak muda," katanya dengan nada lembut, "Tujuan seseorang berwirausaha berbeda-beda. Bagi saya, wirausaha adalah sebuah perjalanan. Dalam perjalanan ini, saya bukanlah seorang yang mencari kekayaan, melainkan seorang pembangun jembatan menuju masa depan."

Raka tampak bingung. "Maksud Bapak?"

"Ketika kita fokus pada kekayaan, kita sering kali lupa pada prosesnya. Namun, jika kita fokus pada modal usaha, kita justru membangun fondasi yang kuat untuk bisnis kita. Dengan fondasi yang kuat, bisnis akan tumbuh dan berkembang, dan pada akhirnya kekayaan akan datang dengan sendirinya."

Seiring berjalannya waktu, Warung Tegal Hendra semakin dikenal oleh masyarakat sekitar. Tak hanya karena masakan yang lezat, tetapi juga karena integritas dan etos kerja Pak Hendra. Pelanggan setia warung itu tahu bahwa di balik setiap piring nasi yang disajikan, ada kisah perjuangan dan dedikasi seorang wirausahawan yang tak pernah menyerah.

Pada suatu hari, Pak Hendra memutuskan untuk membuka cabang warungnya di kota-kota lain. Dengan modal yang ia kumpulkan selama bertahun-tahun, ia berhasil membuka beberapa cabang warung di berbagai tempat. Dan seperti yang ia katakan kepada Raka dulu, kekayaan memang datang dengan sendirinya. Namun, bagi Pak Hendra, kekayaan terbesarnya bukanlah harta benda, melainkan kepuasan hati melihat usahanya tumbuh dan berkembang.

Pada akhirnya, Raka menyadari bahwa dalam dunia wirausaha, kesuksesan bukanlah tentang seberapa banyak uang yang kita miliki, melainkan seberapa besar visi dan misi kita. Dan bagi Pak Hendra, visinya adalah membangun jembatan menuju masa depan dengan memperbesar modal usaha.

Kisah Pak Hendra mengajarkan kita bahwa dalam berwirausaha, fokuslah pada proses dan perjalanan, bukan pada hasil akhir. Karena dengan fokus pada proses, kita akan mendapatkan kekayaan yang jauh lebih berharga: kekayaan jiwa.

Sebagai penutup, mari kita renungkan kembali kata-kata bijak dari Pak Hendra: "Wirausaha adalah sebuah perjalanan. Dalam perjalanan ini, saya bukanlah seorang yang mencari kekayaan, melainkan seorang pembangun jembatan menuju masa depan."

Dan mungkin, di antara kita semua, ada Pak Hendra lainnya yang sedang membangun jembatannya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun