Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Saya Rela Ban Motor Saya Digembosi

24 September 2023   08:20 Diperbarui: 24 September 2023   08:22 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tipikal sebagian orang sering kali mengabaikan himbauan seperti ini. Lebih suka model "hukuman". Sebelum ada parkir bertingkat, kondisi parkir di depan gedung fakultas semrawut luar biasa (sekarang juga masih ).

Pernah suatu ketika, dua ban motor saya digembosi pak satpam karena parkir agak makan jalan, mau gimana lagi, parkiran tidak muat. Saya hanya perlu tidak sampai 3 menit untuk menyerahkan satu lembar blanko ke admin fakultas, dah itu balik ke motor, dan sudah ditindak tegas .

Lumayan berkeringat harus "menuntun" motor untuk cari tukang tambal ban di belakang kampus. Pas lewat depan pak satpam, eee pak satpamnya minta maaf. Saya bilang bahwa saya yang salah, hiks hiks. Dalam hati berkata "itu semua mobil yang parkir di sekitar kampus makan jalan hampir setengah badan jalan" .

Pernah pula, pak satpam mengambil cop busi motor saya karena parkir di tempat yang "salah", padahal saya parkir di sekitar gedung di mana itu tempat saya bekerja sebagai pejabat kampus. Aturannya "hanya boleh ditempati parkir mobil". Sedih. Dikira motor milik mahasiswa, kata pak satpam. Akhirnya pak satpam beri cop busi tapi tidak sesuai dengan motor saya. Sedih.

Lain cerita, lebih menyedihkan. Ketika kuliah di ITS. Tahun 1990, saya harus pulang sore karena mengerjakan tugas di Pusat Komputer ITS. Saya keluar pukul 17.30, dan dua ban motor saya juga digembosi petugas parkir (di ITS ada petugas parkir setiap tempat parkir, hingga saat ini, bukan pak satpam). Bayangkan pas maghrib harus menuntun motor ke luar kampus ITS yang luas itu. Lewat pos satpam dibilang, parkir maksimal 16.30. Hiks hiks, padahal Pusat Komputer buka sampai jam 9 malam. Lagi-lagi saya bilang "maaf ya pak" sambil membatin, "itu banyak mobil yang parkir sampai malam kok gak digembosi ya".

Jadi gaeess, jika tidak mau digembosi atau dicabut cop busi kendaraan anda, jangan pakai motor ke kampus.

Walau pun anda pejabat kampus tapi naik motor, ketika keluar kampus anda tidak akan dibantu menyeberang jalan oleh pak satpam, kecuali anda naik mobil. Anda pun bebas parkir memakan badan jalan di jalan di dalam kampus. Hiks hiks. Sedih.

Tulisan ini cuma untuk hiburan semata, jangan baper gaeess.

Yang belum punya mobil, saya doakan punya satu mobil. Yang punya satu mobil, saya doakan punya dua mobil. Yang punya dua mobil, saya doakan punya tiga mobil. Dan seterusnya. Seperti saya. Saya dulu pernah punya lebih dari lima mobil, sekarang tinggal satu, dan saya lebih memilih naik motor karena jalanan kota Malang semakin macet dan saya tidak mau "makan" badan jalan kampus.

Selamat Datang di Zona Cerdas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun