Saya telah meninjau tiga artikel jurnal yang membahas cara memastikan bahwa pertanyaan pilihan ganda dalam evaluasi akademik adalah adil dan tidak memihak. Dalam penelusuran ini, saya menemukan berbagai wawasan yang menggugah pikiran, mengubah pandangan tentang bagaimana pertanyaan pilihan ganda dapat menjadi alat penilaian yang kuat. Di opini ini, kita akan menjelajahi beberapa pemikiran dan ide-ide menarik yang muncul dari artikel-artikel tersebut.
Memahami Esensi Pengaturan Standar
Pertama-tama, artikel "Online assessment standard setting for multiple choice questions" ditulis tahun 2016, oleh Sami Shaban, Margaret Elzubeir, dan Mohammed Al Houqani mengajarkan kepada kita betapa pentingnya pengaturan standar dalam evaluasi akademik. Mereka memberikan wawasan tentang bagaimana prosedur pengaturan standar online dapat mengubah cara kita memandang penentuan skor cutoff atau pass mark.
Kita sering menganggap proses ini sebagai sesuatu yang tersembunyi di balik layar, tetapi sebenarnya, ini adalah fondasi penting dalam menentukan siapa yang lulus dan siapa yang tidak. Proses ini seringkali melibatkan banyak pertemuan, pembahasan, dan keputusan yang sulit. Namun, dengan penggunaan sistem online yang aman, prosedur ini menjadi lebih efisien dan nyaman.Â
Diskusi pengaturan standar yang tradisional yang memakan banyak waktu digantikan oleh diskusi yang lebih fokus. Ini tidak hanya menghemat waktu, tetapi juga mengurangi biaya dan kerumitan yang terlibat dalam pengaturan standar tradisional.
Namun, ada juga sisi yang perlu diperhatikan. Dalam penggunaan sistem online, masalah keamanan menjadi isu penting. Administrator harus memiliki kepercayaan yang kuat pada peserta yang mengakses konten tes, karena risiko keamanan meningkat dalam sistem online. Ini mengingatkan kita akan pentingnya memastikan bahwa peserta mengikuti orientasi dan pelatihan yang memadai agar proses evaluasi tetap berjalan dengan baik.
Pertanyaan Pilihan Ganda dalam Filsafat
Kemudian, ada artikel "Beyond Information Recall: Sophisticated Multiple-Choice Questions in Philosophy" ditulis tahun 2019 oleh J. Robert Loftis yang membawa kita ke dunia filsafat. Artikel ini menggugah pandangan tentang pertanyaan pilihan ganda dengan menekankan bahwa mereka bukan hanya alat untuk mengukur pengetahuan konten dangkal. Mereka juga dapat mengukur keterampilan kognitif yang lebih tinggi, bahkan hingga ke tingkat tertinggi dalam taksonomi hasil Benjamin Bloom.
Pandangan umum tentang pertanyaan pilihan ganda sering kali menyebutkan bahwa mereka hanya cocok untuk mengukur pengetahuan faktual dasar. Namun, artikel ini menantang pandangan tersebut dan menunjukkan bahwa dengan merancang pertanyaan yang sesuai, kita dapat mengukur kemampuan siswa untuk berpikir kritis, menganalisis informasi, dan membuat keputusan yang berlandaskan pemikiran kritis. Ini adalah langkah besar dalam memanfaatkan potensi penuh pertanyaan pilihan ganda dalam konteks akademik.
Selain itu, artikel ini juga mendukung penggunaan pertanyaan pilihan ganda dalam kursus filsafat, termasuk kursus tingkat atas. Ini berarti bahwa pertanyaan pilihan ganda bukan hanya alat untuk pengujian pengetahuan awal, tetapi juga dapat digunakan untuk menilai pemahaman mendalam mahasiswa terhadap konsep-konsep filosofis yang kompleks. Ini memungkinkan pendidikan filsafat menjadi lebih inklusif dengan memberikan berbagai metode evaluasi yang beragam, yang dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa dengan berbagai tingkat pemahaman dan keterampilan.
Seni Menulis Pertanyaan Pilihan Ganda yang Berkualitas
Akhirnya, kita tiba pada artikel "How to write good multiple-choice questions" ditulis tahun 2011 oleh Dianne E. Campbell. Artikel ini mengajarkan kita seni menulis pertanyaan pilihan ganda yang berkualitas. Terkadang, kita mungkin meremehkan betapa sulitnya merancang pertanyaan yang baik dan adil. Namun, artikel ini membawa kita melalui berbagai aspek konstruksi pertanyaan yang perlu dipertimbangkan.
Salah satu poin penting yang ditekankan dalam artikel ini adalah pentingnya mengambil sampel kurikulum secara memadai. Ini merupakan langkah esensial dalam memastikan bahwa pertanyaan yang diajukan mencakup materi yang telah diajarkan dan bahwa evaluasi adalah refleksi yang adil dari pembelajaran siswa. Dalam banyak kasus, penggunaan pertanyaan yang tidak memadai dalam evaluasi dapat menghasilkan hasil yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Selain itu, artikel ini memberikan panduan tentang berbagai aspek penulisan pertanyaan. Misalnya, menghindari kata-kata tertentu seperti "tidak pernah" dan "selalu" yang dapat membingungkan siswa/mahasiswa. Artikel ini juga mengingatkan kita untuk tidak menggunakan opsi terpanjang sebagai jawaban yang benar dan memeriksa dengan cermat apakah opsi memiliki konvergensi atau isyarat logis yang dapat membingungkan siswa/mahasiswa.