Meskipun ada argumen untuk tetap menjadikan ujian TOEFL sebagai indikator kemampuan berbahasa Inggris, kita juga harus mempertimbangkan alternatif yang lebih seimbang dan inklusif.Â
Alternatif tersebut dapat mencakup penerapan ujian komunikasi berbahasa Inggris dalam konteks akademik dan memberikan kesempatan kepada calon mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris mereka selama studi mereka.
Dengan demikian, meskipun ujian TOEFL masih memiliki perannya dalam proses penerimaan program Magister dan Doktoral, kita perlu menjelajahi cara-cara lain untuk menilai kemampuan berbahasa Inggris calon mahasiswa yang memperhitungkan kemajuan teknologi dan kemampuan mereka untuk memahami konteks bacaan yang mereka temui.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H