Bro, aku mulai ngerasa kayak waktu kita pertama kali kenal, nggak nyangka ya sebentar lagi kita bakal berpisah. Ternyata ada benarnya tuh, kata-kata bijak yang bilang "ada pertemuan pasti ada perpisahan". Dari waktu kita ngejokes bareng, curhat, bahkan sampai ketawa-ketawa gak jelas, sekarang udah tiba saatnya kita harus rela nggak bisa ketemu tiap hari.
Dulu kita pertama ketemu kan gara-gara kesamaan, entah itu sama-sama suka musik pop, hobi nge-game, kuliner bareng, atau cuma soal memes di Instagram. Yap! Kita memang unik. Beda latar belakang, beda asal daerah, tapi bisa aja "klik" sampe kayak gini. Kadang heran sih, kok bisa ya dua manusia beda sifat dan hobi bisa sejalan? Makanya banyak yang bilang, pertemuan kita ini bukan kebetulan.
Tapi yang namanya perpisahan ya memang gak selamanya menyedihkan. Liat aja cerita tentang ortu yang melepas anaknya nikah. Di satu sisi mereka sedih, tapi di sisi lain mereka bahagia karena anaknya udah nemu pendamping hidup. Kita juga gitu kan? Meski kita berpisah, tapi kita tahu bahwa kedepannya kita bakal ketemu hal-hal baru yang mungkin lebih keren lagi.
Waktu kita dulu masuk kampus, nggak ada yang nyangka kita bakal se-akrab ini. Orang-orang dari berbagai daerah datang, dan kita berdua yang dari dua ujung dunia, somehow jadi sahabat karib. Dan sekarang? Waktu berbicara, bro. Kita harus balik ke daerah asal masing-masing, menghadapi realita dan mengejar mimpi kita sendiri.
Sebenarnya aku agak bingung mau bilang apa saat kita berpisah nanti. "Goodbye" terdengar terlalu final. Kayaknya "see you later" atau "see you tomorrow" lebih cocok. Karena kita pasti akan bertemu lagi, meski nggak tahu kapan. Dan selama kita masih punya WhatsApp dan Instagram, aku yakin kita gak akan pernah benar-benar berpisah.
Eh, kamu inget nggak sabda Nabi Muhammad yang bilang ada tujuh golongan yang bakal dapetin naungan Allah? Salah satunya adalah dua orang yang saling mencintai karena Allah. Ini bukan cuma soal cinta pasangan aja lho, tapi juga cinta sahabat. Jadi, walaupun nanti kita nggak bareng-bareng tiap hari, yang penting kita tetap punya cinta yang sama, yaitu cinta karena Allah.
Oh ya, aku inget hadits dari Anas bin Malik. Ada orang yang nanya ke Rasulullah soal kapan kiamat terjadi. Tapi Rasulullah malah nanya balik, "Apa yang udah kamu siapin untuk menghadapinya?" Orang itu jawab, "Cinta Allah dan Rasul-Nya". Jadi, meski kita nggak bersama, tapi cinta kita ke Allah dan Rasul-Nya pasti bakal bawa kita ke tempat yang lebih baik.
Semoga, ya, persahabatan kita nggak cuma di dunia aja. Semoga nanti di akhirat, kita bisa ngumpul bareng lagi di jannah. Di sana, nggak ada lagi cerita perpisahan. Semua orang bakal bahagia.
Jadi, untuk sekarang, nggak usah sedih-sedih amat ya. Kita kan punya janji, bahwa suatu hari nanti kita bakal ketemu lagi. Semoga perpisahan ini bukan akhir dari cerita kita, tapi hanya awal dari chapter baru yang lebih keren.
Bro, inget satu hal: walau nanti kita jauh, sahabat selamanya tetap sahabat. Kita nggak perlu bersama setiap saat untuk merasa dekat. Yang penting hati kita tetap satu. Sampai jumpa di chapter berikutnya, bro!
“c u”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H