Mohon tunggu...
Syahiddilah Adha
Syahiddilah Adha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengertian Iman dalam Al-Qur'an Menurut Surat Al-Baqarah Ayat 284

22 November 2023   12:48 Diperbarui: 22 November 2023   22:56 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: popmama.com

Iman menurut etimologi adalah 'percaya' sedangkan menurut terminologi adalah kepercayaan hati, dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak dan keraguan di dalamnya, serta memberi pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku, dan perbuatan sehari-hari.

Iman memotivasi hambanya untuk tetap semangat dalam menaati Allah dan menjauhi maksiat terhadap Allah. Dengan Iman, seorang mukmin bisa mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat. Allah dan Rasul-Nya telah memperkenalkan kepada kita bahwa iman meliputi keyakinan yang dibangun atas dalil dan persaksian yang mantap dalam hati manusia dalam bentuk keyakinan. Juga, dibangun atas keislaman serta ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya.

Seperti yang tercantum dalam ayat 284, 

"Milik Allah lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu menyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah memperhitungkannya (tentang perbuatan itu) bagimu. Dia mengampuni siapa yang dia kehendaki (balita dan orang yang bertaubat atau memohon ampun kepadanya) dan mengazab siapa yang dia kehendaki. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." 

Dijelaskan dalam ayat tersebut bahwa semua yang ada di langit maupun di bumi merupakan milik Allah dan Dia lah yang mengatur dan mengelola semua itu. Segala sesuatu yang dilakukan oleh hamba-Nya entah itu kebaikan atau keburukan atau bahkan yang baru diniatkan di dalam hati. Yang ada di dalam hati manusia itu ada dua macam: 

Pertama: dihisab, Sesuatu yang ada di dalam hati yang timbul dengan usaha, pikiran, hasil renungan dan sebagainya. 

Kedua: tidak dihisab, Sesuatu yang ada di dalam hati, yang datang dengan sendirinya, tergerak tanpa ada yang menggerakkannya, terlintas di dalam hati dengan sendirinya.

Terdapat beberapa tingkatan yang tersirat dalam hati:

1. Hajis, yaitu sesuatu yang terlintas dalam pikirann secara spontan dan berakhir seketika

2. Khathir, yaitu yang terlintas sejenak kemudian terhenti

3. hadist Nafs, yaitu bisikan-bisikan hati yang dari saat ke saat muncul dan bergejolak

4. Hamm, yakni kehendak melakukan sesuatu sambil memikirkan cara-cara pencapaiannya

5. Azm, yakni kebulatan tekad setelah rampungnya seluruh proses hamm dan dimulainya langkah awal bagi pelaksanaan

Allah SWT akan dengan mudah mengetahuinya. Allah SWT masih membuka pintu ampunan bagi siapa saja yang mau bertaubat, asal tidak mengulangi perbuatan itu lagi. Allah lebih suka pendosa yang masih mau bertaubat daripada yang rajin ibadah namun ia merasa tidak ada kesalahan sedikit pun. 

Dosen Pengampu: Dr. Hamidullah Mahmud, L.c, M.A. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun