Temanggung - Stimulasi kreativitas memiliki peran yang sangat penting tumbuh kembang anak. Pengembangan kreativitas pada anak terutama pada usia TK dan SD dapat meningkatkan kemampuan sosial dan emosional melalui interaksi dengan orang lain, mengungkapkan perasaan, dan bertukar ide, kemampuan berpikir kritis untuk memecahkan masalah dengan berkreasi atau memodifikasi sesuatu serta menemukan solusi untuk masalah yang dihadapi, meningkatan kepercayaan diri, membantu menggali potensi dan bakat anak yang semuanya merupakan aspek penting untuk tumbuh kembang anak. Salah satu media untuk menstimulasi kreativitas anak adalah melalui pembuatan kerajinan dari kertas kokoru.
Memanfaatkan keunikan dan keunggulan kertas kokoru, Mahasiswa KKN Undip mendorong kreativitas anak usia sekolah dasar di Desa Sriwungu, Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Rentang usia yang menjadi target adalah anak-anak usia 9-11 tahun karena dalam kegiatan ini melibatkan menggunting yang tentunya akan berbahaya bagi anak-anak di bawah rentang usia tersebut. Kegiatan dilaksanakan di gedung SD Negeri 1 Sriwungu pada Sabtu (27/1) dan Selasa (30/1) sesuai kesepakatan dengan pihak sekolah dasar. Pembuatan kerajinan dibagi menjadi 5 kelompok dengan 6-7 anggota untuk efisiensi waktu dan karena keterbatasan kertas kokoru yang dapat disediakan.
Kegiatan dimulai dengan penjelasan singkat mengenai kokoru disertai contoh bentuk-bentuk yang akan dibuat serta teknik dasar membuat gulungan dari kertas kokoru. Selanjutnya, anak-anak meniyapkan peralatan yang sudah diberitahukan sebelumnya berupa gunting, penggaris, pensil, dan juga lem. Didampingi mahasiswa KKN Undip dan guru, anak- anak kemudian membuat kerajinan secara berkelompok sesuai bentuk yang sudah dipilih oleh tiap kelompok, ada yang membuat bentuk potongan kue yang bisa menjadi kotak penyimpanan, kumbang kepik, kaktus dalam pot, dan lain lain.
Meskipun pengerjaannya simpel, namun bukan berarti kendala tidak akan muncul. Lem yang lama kering menjadi kendala utama dalam pembuatan kerajinan ini. anak-anak banyak mengeluhkan bagian-bagian yang ditempel lepas lagi. permasalahan ini muncul karena anak-anak tidak ada yang memiliki lem tembak, dan walaupun bisa membeli isinya namun dikhawatirkan menjadi sumber bahaya karena untuk menggunakan lem tersebut perlu mengaplikasikan panas, seperti menggunakan api yang dapat membahayakan anak-anak. Masalah ini coba diatasi dengan menjemur kerajinan selama 15 menit dan berhasil mengurangi kejadian bagian yang lepas dan tidak mau merekat.
Anak-anak menunjukan antusiasme yang tinggi selama kegiatan, mengingat kerajian dari kertas kokoru merupakan hal baru bagi mereka. Anak-anak menunjukkan peningkatan dalam kemampuan sosial dan emosional melalui interaksi dengan teman sekelompok dan mahasiswa KKN Undip, berani mengungkapkan pendapat dan bertukar ide, kemampuan berpikir kritis untuk memecahkan masalah dengan berkreasi atau memodifikasi sesuatu serta menemukan solusi dari masalah yang ditemui selama kegiatan. Hasil kerajinann nantinya akan dipajang di ruang kelas mereka dan buku tutorial pembuatan diserahkan kepada pihak sekolah sebagai acuan jika ingin mengadakan prakarya dengan kertas kokoru lagi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI