Mohon tunggu...
Syahid Arsjad
Syahid Arsjad Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat Diskusi

penikmat kehidupan penuh warna, suka membaca, diskusi dan menulis. follow di twitter : @syahid_arsjad

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

ACT, Becerminlah pada Muhammadiyah

8 Juli 2022   12:04 Diperbarui: 8 Juli 2022   12:11 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup - hidupilah Muhammadiyah, jangan cari hidup di Muhammadiyah!

KH. Ahmad Dahlan pendiri muhammadiyah 110 tahun silam, sangat konsen dengan gerakan sosial membangun ummat. Beliau sangat terobsesi dengan surah al-Maun, ummat islam harus peduli pada fakir miskin dan anak yatim. Niat yang tulus itu telah mengembangkan Muhammadiyah dalam amal usaha diberbagai sektor pelayanan publik. Sekolah, pesantren, panti asuhan, universitas dan rumah sakit yang tersebar diseluruh indonesia bahkan sudah ada di luar negeri. Jika ditotalkan, aset muhammadiyah hari ini mencapai 400 triliun. Muhammadiyah adalah organisasi islam dengan aset terbesar di Indonesia.

Salah satu faktor berkembangnya amal usaha Muhammadiyah adalah keteladanan dari para tokoh muhammadiyah, seperti pesan KH Ahmad Dahlan, "Hidupilah Muhammadiyah... jangan cari hidup di Muhammadiyah". Keteladanan akan kesederhanaan para tokoh muhammadiyah diwariskan selama ratusan tahun sejak didirikan sampai memiliki aset ratusan triliun. Dari KH AR. Fachruddin yang menjual bensin botolan di rumahnya sampai buya Syafi Maarif yang tetap antri di rumah sakit tanpa ingin diberi privilege.

Hari ini kita tersentak kaget, dengan kasus ACT. Sebuah lembaga sosial yang dikelolah oleh aktivis dakwah dengan manajemen yg modern. Konsepnya apik, terdepan disetiap bencana, anak - anak muda yang berjiwa sosial berbondong bondong menjadi relawannya. Dengan konsepnya yang apik itu, ACT mampu mendapat kepercayaan dalam waktu relatif singkat. ACT mengelola dana hampir 1 trilyun pertahun. Dari dana CSR, donasi ummat sampai dana kompensasi dari Boeing.  
Namun ternyata mental pengelolanya tidak kuat, manajemen yg modern tidaklah cukup. Setan merasukinya untuk memperkaya diri lewat dana kemanusiaan dan banyak amanah menjadi terbengkalai dan tidak sesuai harapan.

Terlepas dari polemik pencabutan izin ACT, saya hanya ingin berpesan pada lembaga sosial yang serupa... bercerminlah pada Muhammadiyah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun