Mohon tunggu...
Syahid Arsjad
Syahid Arsjad Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat Diskusi

penikmat kehidupan penuh warna, suka membaca, diskusi dan menulis. follow di twitter : @syahid_arsjad

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Apa yang Salah Dengan Opini Adjie Suradji?

7 September 2010   17:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:22 1491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Opini Adjie Suradji di kompas tanggal 6 september 2010 dengan judul:" Pemimpin, Keberanian dan Perubahan" dinilai sebagai kritik yang pedas terhadap presiden. Berbagai tanggapan pun dilontarkan, Adji suradji seorang kolonel Angkatan Udara dianggap tidak pantas melakukan hal tersebut. Beberapa pihak menganggap kritikan tersebut sebagai insubordinasi dalam hirarki kemiliteran, bahkan sanksi pun akan segera diberi. Lihat disini , disini dan juga disini

Sumber : www.tribunnews.com

Pro- kontra menyoal krtikian tersebut adalah hal yang aneh menurut saya. Apa yang salah dengan kritikan tersebut? Menurut hemat saya kritikan tersebut adalah kritik yang membangun tanpa maksud mendiskreditkan seseorang. Kritikan tersebut mungkin kurang enak didengar, penilaian yang subyektif, namun disisi lain mewakili pandangan banyak orang yang serupa. Hal yang terpenting dari kritik tersebut adalah cerminan sebuah tanggung jawab seorang warga negara terhadap kemajuan bangsanya. Apakah karena seorang Adji Suradji seorang Militer sehingga dia kehilangan kebebasannya berpendapat? saya kira jaminan pasal 28 UUD 1945 tidak hanya berlaku terhadap warga sipil. Dan sangat berlebihan jika seorang bawahan memberi masukan kepada atasannya lantas disebut sebagai insubordinasi. Apa jadinya negara jika pemimpin tak lagi mau mendengar kritikan, dan hanya mau mendengar pujian. Apatah lagi jika kritikan telah dianggap sebagai sebuah pelanggaran. Tentu yang akan muncul adalah laporan bawahan yang ABS ( asal bapak senang) dan kepemimpinan tanpa kendali. Kita mestinya belajar banyak pada sejarah, bahwa gaya kepemimpinan otoriter dan tak mau mendengar kritikan mengalami kegagalan. Bagaimana pemimpin yang larut dalam buaian pujian menjadi terjerumus. Saya kemudian teringat dengan pesan sayyidina Ali RA :"Hargailah orang yang bersikap terus terang kepadamu dan menasehatimu, bukan orang yang memuji dan menjilatmu".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun