pagi yang tertinggal dengan ragam kenyataan
tak ada yang pernah lekang dari sepasang ingatan
riak namamu yang jatuh di jantung kiriku
sebagai lebam yang tak seorang pun tahu
sebagai degup yang tak henti talu
matamu yang menyimpan seluruh kenang
saat perjalanan kembali pulang
meski kepedihan tibatiba menyerang
membiarkan segenap rindu menjadi angan, menjadi bayang
yang kelak membawamu kembali, kepada hangat pelukan
Sepanjang Ciledug-Kedoya, 30112015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H