Pendahuluan
Bencana kemanusiaan berupa pandemi COVID-19 yang terjadi sejak akhir tahun 2019 sampai akhir tahun 2022, telah mengguncang dunia secara global dan telah mengubah banyak aspek kehidupan manusia, termasuk dalam dunia Pendidikan (Siahaan, 2020; Samudera, 2020). Sebagai bagian dari dunia pendidikan tinggi khususnya, mahasiswa di seluruh dunia telah menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pada masa pandemi, kehidupan akademik mengalami transformasi yang hebat untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pendidikan dan kesehatan. Pembelajaran jarak jauh dengan metode dalam jaringan (daring) melalui pemanfaatan teknologi informasi semakin populer digalakkan demi memenuhi kebutuhan akan pendidikan dan dengan tetap memperhatikan aspek kesehatan (Firman, 2020), yakni pencegahan penularan COVID-19.
Adaptasi metode pembelajaran pada masa pandemi telah mewariskan mode baru dalam dunia akademik perguruan tinggi. Dengan semakin mendekatnya era Society 5.0, adaptasi tersebut memberikan peluang kepada mahasiswa untuk bertransformasi dan bersiap menghadapi dunia yang semakin digital dan terhubung. Transformasi mahasiswa pasca pandemi merupakan hal yang krusial untuk memastikan kesinambungan pendidikan dan persiapan mahasiswa dalam menghadapi Era Society 5.0.
Pertanyaannya adalah, apakah mahasiswa akan berkembang atau tumbang dalam menghadapi perubahan ini? Artikel ini akan membahas bagaimana mahasiswa dapat beradaptasi dan berkembang di era pasca pandemi, serta mengatasi potensi tantangan yang mungkin dihadapi.
Era Society 5.0 dan Transformasi Mahasiswa
Era Society 5.0 adalah konsep yang berasal dari Jepang yang menggambarkan evolusi masyarakat menuju masyarakat yang sepenuhnya terhubung dengan teknologi. Era ini menekankan integrasi teknologi digital seperti Artificial Intelligent (AI) atau kecerdasan buatan, Internet of Things (IoT), robotik, dan big data dalam kehidupan sehari-hari (Tsugawa et al., 2017).
Dalam era ini, mahasiswa perlu memiliki keterampilan dan pengetahuan yang sesuai agar dapat berkontribusi secara maksimal dalam masyarakat yang semakin terhubung dan terdigitalisasi (Schwab, 2016).
Tantangan Transformasi Mahasiswa Pasca Pandemi
Sebagaimana dipaparkan pada latar belakang di atas, pandemi COVID-19 telah memaksa banyak perguruan tinggi untuk beralih ke pembelajaran jarak jauh atau kombinasi antara pembelajaran daring/online dan tatap muka langsung/offline (Siahaan, 2020; Sunarti, & Mitrohardjono, 2021). Kondisi ini telah menciptakan tantangan baru bagi mahasiswa, termasuk isolasi sosial, akses terbatas, dan ketidakpastian mental (UNESCO, 2020).
Transformasi Positif
Meskipun pandemi telah membawa tantangan besar, terdapat juga potensi untuk terjadinya transformasi positif dalam kehidupan mahasiswa di masa pasca pandemi. Beberapa aspek positif termasuk pengembangan keterampilan digital, fleksibilitas, dan kemandirian (UNESCO, 2020). Pandemi telah mengubah cara pembelajaran tradisional. Sekarang, mahasiswa dihadapkan pada pembelajaran hibrida yang menggabungkan metode daring dan tatap muka (Siahaan, 2020; Sunarti, & Mitrohardjono, 2021). Hal ini membutuhkan keterampilan adaptasi yang tinggi dari mahasiswa untuk memaksimalkan pengalaman pembelajaran (Anderson, T. 2021). Kondisi ini berdampak pada kondisi mahasiswa yang semakin kreatif dalam meningkatkan ketrampilan digitalnya.
Demikian juga dari asfek fleksibilitas dan kemandirian. Pasca pandemi, mahasiswa menjadi lebih fleksible dalam proses pembelajaran terutama dalam mencari bahan kuliah. Mahasiswa juga semakin mandiri sehingga ketergantungan pada dosen menjadi semakin berkurang.
Dari sisi mental, mahasiswa perlu membangun ketahanan mental untuk mengatasi tekanan dan tantangan yang mungkin timbul di masa pasca pandemi. Fleksibilitas dalam mengelola waktu dan tugas juga menjadi kunci keberhasilan (Regehr & Glancy 2020). Hal ini tentu menjadi sebuah kondisi positif untuk bekal ketika nanti memasuki dunia kerja.
Cara Mempersiapkan Mahasiswa untuk Era Society 5.0
Tantangan selanjutnya adalah, menghadapi era Society 5.0. Agar mahasiswa dapat berkembang dalam era Society 5.0, perlu adanya upaya bersama dari lembaga pendidikan dan mahasiswa itu sendiri. Beberapa langkah yang dapat diambil termasuk menyusun kurikulum yang relevan, mendorong pemberdayaan mahasiswa, dan menyediakan dukungan kesejahteraan mental (Schwab, 2016; UNESCO, 2020).
Era Society 5.0 menuntut keterampilan digital yang kuat. Oleh karena itu, mahasiswa perlu menguasai alat-alat digital, analisis data, dan kemampuan berkomunikasi secara efektif melalui platform digital (European Commission, 2018). Dengan demikian, mahasiswa akan semakin tangguh dalam menghadapi gempuran teknologi yang semakin canggih dan lebih siap ketika pandemi serupa terjadi lagi.
Kesimpulan
Pandemi COVID-19 telah membawa bukan hanya tantangan bagi mahasiswa, tetapi juga peluang untuk pertumbuhan dan transformasi. Untuk berhasil dalam era Society 5.0 yang semakin terhubung, mahasiswa perlu mengembangkan keterampilan digital, fleksibilitas, dan kemandirian. Dengan dukungan dari lembaga pendidikan dan mahasiswa itu sendiri, mereka dapat berkembang dan bersiap menghadapi masa depan yang semakin digital dan terhubung. Mari tingkatkan kemampuan digital, karena pilihannya adalah: digital atau tertinggal? berkembang atau tumbang?
Referensi
Anderson, T. (2021). Theories for learning with emerging technologies. In The Theory and Practice of Online Learning (pp. 55-82). Athabasca University Press.
European Commission. (2018). Digital competence framework for citizens with eight proficiency levels and examples of use. Publications Office of the European Union.
Firman, F. (2020). Dampak covid-19 terhadap pembelajaran di perguruan tinggi. BIOMA: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, 2(1), 14-20.
Regehr, C., & Glancy, D. (2020). Pittenger. Interventions to reduce stress in university students: a review and meta-analysis. Journal of Affective Disorders, 240, 65-74.
Samudera, W. (2020). Dampak pandemi covid-19 dalam bidang pendidikan di Kota Mataram. Indonesian Journal of Teacher Education, 1(3), 154-158.
Schwab, K. (2016). The Fourth Industrial Revolution. World Economic Forum.
Siahaan, M. (2020). Dampak pandemi Covid-19 terhadap dunia pendidikan. Jurnal Kajian Ilmiah, 1(1).
Sunarti, S., & Mitrohardjono, M. (2021). Analisis Dampak Pandemik Covid 19 Terhadap Pembelajaran Jarak Jauh Pada Dunia Pendidikan Di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Jakarta. Jurnal Tahdzibi: Manajemen Pendidikan Islam, 6(1), 47-56.
Tsugawa, S., Matsuda, Y., & Obari, H. (2017). Society 5.0: Aiming for a New Human-Centered Society. Hitachi Review, 66(7), 419-427.
UNESCO. (2020). Education in a Post-COVID World: Nine Ideas for Public Action. UNESCO.
***
Syahfa Viandy Kamila – Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang | NIM 202310230311196
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H