Mohon tunggu...
Syahbrina Anisa
Syahbrina Anisa Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Kesehatan

Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hipertensi dalam Kehamilan

2 September 2020   14:55 Diperbarui: 2 September 2020   14:51 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa saja jenis-jenis hipertensi yang terjadi dalam kehamilan?
Hipertensi yang terjadi selama masa kehamilan dapat dibagi menjadi empat jenis. Berikut adalah penjelasan mengenai masing-masing jenis yang ada:

1. Hipertensi gestasional
Hipertensi gestasional adalah peningkatan tekanan darah yang terjadi saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu. Umumnya, kondisi ini tidak disertai dengan gejala-gejala tertentu karena kenaikan tekanan darah tidak cukup besar. Tekanan darah penderita hipertensi gestasional akan kembali normal setelah melahirkan.

Namun, diperkirakan sebanyak sepertiga ibu hamil dengan kondisi ini menunjukkan tanda-tanda dan gejala tertentu dan rentan mengalami preeklampsia. Preeklampsia merupakan jenis lain dari hipertensi yang terjadi saat hamil.

2. Preeklampsia
Preeklampsia adalah kondisi tekanan darah tinggi yang dapat terjadi selama masa-masa akhir kehamilan, yaitu sekitar minggu ke 20 atau lebih. Namun, biasanya gejala-gejala akan muncul pada usia ke-34 minggu kehamilan. Dalam beberapa kasus, gejala justru baru muncul 48 jam setelah melahirkan.
Berbeda dengan hipertensi gestasional, penderita preeklampsia memiliki kadar protein yang tinggi di dalam urinnya. 

Selain itu, terkadang muncul bengkak di bagian kaki dan tangan. pada plasenta atau ari-ari bayi. Namun, penyebab pastinya masih belum diketahui. Meski demikian, para ahli meyakini bahwa kurang nutrisi atau tingginya kadar lemak dalam tubuh berpengaruh dalam kondisi ini.
Dalam beberapa kasus, tekanan darah penderita preeklampsia tidak menurun ke tingkat normal 1-6 minggu setelah melahirkan.

3. Hipertensi kronis
Kondisi tekanan darah tinggi kronis merupakan jenis yang paling umum terjadi pada ibu hamil. Sebanyak 90-95% kasus hipertensi dalam kehamilan tergolong dalam jenis ini.

Hipertensi kronis biasanya terjadi ketika kehamilan belum memasuki usia 20 minggu. Tidak seperti hipertensi gestasional, tekanan darah terkadang tidak akan kembali normal setelah melahirkan. Sebanyak 1 dari 4 wanita dengan hipertensi kronis mengalami preeklampsia.

4. Hipertensi kronis dengan preeklampsia
Hipertensi kronis juga terkadang dapat terjadi dengan preeklampsia. Kondisi ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan tekanan darah yang parah serta adanya protein di dalam urin. Umumnya, kondisi ini menimpa ibu hamil dengan hipertensi kronis yang sudah ada sejak sebelum kehamilan.
Tanda-tanda dan gejala
Apa saja tanda-tanda dan gejala dari hipertensi dalam kehamilan?

Anda perlu waspada apabila muncul tanda-tanda dan gejala berikut selama Anda hamil:
- Bengkak di wajah, tangan, dan kaki.
- Berat badan naik secara drastis dalam 1-2 hari.
- Sakit kepala.
- Suasana hati memburuk.
- Napas menjadi lebih pendek.
- Sakit perut, terutama di bagian atas.
- Mual.
- Urine berkurang saat buang air kecil.
- Penglihatan buram atau berbayang.
- Lebih sensitif terhadap cahaya.
- Kejang.

Jika Anda mengalami tanda-tanda dan gejala di atas, ada kemungkinan hipertensi yang Anda alami mungkin sudah memasuki tahapan yang lebih parah, seperti preeklampsia.
Namun, bila muncul tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas selama masa kehamilan, Anda tetap harus waspada. Selalu periksakan apapun kekhawatiran yang Anda miliki ke dokter. Tubuh masing-masing penderita menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi. Agar Anda mendapatkan penanganan yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda, periksakan apapun gejala yang muncul ke dokter atau pusat layanan kesehatan terdekat.

Hindari Penyebab Hipertensi Kehamilan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun