TIDAK AUTORUN,,,,TIDAK OTOMATIS VONIS
beda itu biasa # bersama, tidak harus sama # berbeda tidak otomatis durhaka
sy pro ulama yg mengharamkan rokok # karena lebih jelas pro syukur nikmat sehat
dan sy pun tidak merokok # pemahaman sy untuk sy, bukan untuk orang lain.
ketika sy membenci asap rokok # TIDAK OTOMATIS sy membenci PEROKOK
sy sangat toleransi terhadap perokok # bahkan ketika para perokok mengganggu HAK NAFAS sy (dan itu sering terjadi) # sy masih tersenyum dan menahan diri
guru sy pro pendapat rokok makruh, dan beliau memilih jadi perokok berat # sy menghormati beliau, dan sy TIDAK mengikuti pendapat guru sy dalam hal rokok,,, # guru sy tidak otomatis menyebut sy sebagai "murid durhaka",,,dan sy tidak otomatis menyebut guru sy sbg orang yg "kufur nikmat sehat",,, # sy tetap menjadi murid yg baik, dan guru sy tetap menjadi guru yg mulia,,,, #dewasadonk
beda itu biasa # bersama, tidak harus sama # berbeda tidak otomatis durhaka # meski berselisih tetap penuh kasih # menerima yg beda, ciri dewasa
sy belajar sholat, lalu sy tau bahwa TIDak sholat itu dosa besar # ketika sy sholat, dan meyakini bahwa tidak sholat itu dosa besar #TIDAK OTOMATIS sy menyebut tetangga yg gak sholat dg sebutan "Pelaku Dosa Besar".
tidak sholat shubuh berjama'ah itu ciri munafik # sy yakin itu, tidak ragu
tp TIDAK OTOMATIS sy memvonis tetangga yg tidak sholat shubuh sebagai "Munaroh,,,eeeh munafik",,, sy jg masih sering males #sleepybro hehee
sy yakin bahwa isbal itu berefek=NERAKA # lha wong sabda Nabi kok gak yakin, gimana tho ? hehee # dan sy berusaha untuk tidak isbal # tapi, TIDAK OTOMATIS sy Memvonis pelaku isbal sebagai "ahli neraka",,,, ___mengerti ?___
begitu pula masalah bid'ah #jagaemosibro (sy dulu ikut jd pelopor termuda yas*n*n keliling pemuda cikawung FKPC)
sy mempelajari bab bid'ah # sy sudah paham # sy yakin dg sabda Rosululloh sholallohu'alaihiwasallam "kullu bid'atin dolalah, wakullu dolalah finnar",,, # dan sy berusaha meninggalkan amalan yg "TERINDIKASI" bid'ah,,, # nah, pada saat yg sama, TIDAK OTOMATIS sy memvonis pelakunya sebagai "ahli bid'ah/sesat/ahli neraka",,,, # sy mempelajari bab bid'ah untuk sy amalkan sendiri # bukan untuk orang lain # sebagaimana sy mempelajari bab yg lain,,,
lha wong istri sy jg masih yasinan ko # sy gak melarang # padahal sy kuasa untuk melarang,,, # kenapa ? # karena PEMAHAMAN ITU SENI ORANG BERAKAL, tidak ada paksaan # kami berdiskusi secara dewasa # kalaupun suatu saat my wife bersedia meninggalkan, itu karena pemahaman, bukan karena paksaan.
orang lain baru berwacana tentang toleransi # tentang bersatu dalam perbedaan # sy sdh mengamalkan duluan,,, kok bisa ?//ya bisa, orang sudah paham ko :)
yg intoleransi# yg bikin susah bersatu itu ya "yg BELUM PAHAM" # tapi sudah fanatik/membela dg over dosis kelompoknya,,,dan mempunyai pola pikir "OTOMATIS VONIS",,,
software canggih masih perlu di,,,next-next-next,,,
yg autorun itu biasanya virus,,, hehee
kalau kita meyakini sesuatu # Pede Aja Lagi # pas diskusi gak usah selalu merasa tervonis # kan teman diskusi itu bukan HAKIM,,, ok bro,,,,hehee # kalau anda masih saja merasa tervonis oleh teman diskusi # itu artinya anda sedang minder, ragu dg pemahaman anda sendiri dan anda terlalu tinggi menempatkan teman anda, yaitu sebagai #HAKIM #stoppanik
mari belajar membedakan
### apa itu teman diskusi,,,apa itu hakim
### apa itu menjelaskan,,,apa itu vonis
menang debat, belum tentu benar
menang dalil, belum tentu adil
___mudahkan hati untuk menerima kebenaran___
Tasikmalaya, 15 feb 2014_____syahbags____pedagang KOPI JAMBE & TEH ANTANAN____yg berminat sms/whatsappan ke 085223487976,,,hehee
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H