Mohon tunggu...
Syahar Ramadhania M
Syahar Ramadhania M Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Filosofi Pendidikan Indonesia| Topik 2 | Dasar-Dasar Pendidikan Indonesia| Koneksi Antar Materi

19 Maret 2024   12:54 Diperbarui: 19 Maret 2024   13:42 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mata Kuliah Filosofi Pendidikan Nasional merupakan ajakan untuk menumbuhkan imperatif edukatif-moral para guru di dalam diri sendiri, komunitas para guru dan para peserta didik. Mata kuliah ini menguatkan visi diri mahasiswa tentang 'Pendidikan itu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada peserta didik agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya sebagai manusia dan anggota masyarakat'. Pada kesempatan kali ini, saya akan memaparkan salah satu tugas dari Topik 2 tentang Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara yaitu Koneksi Antar Materi dengan meninjau ulang keseluruhan materi  Perspektif Sosio Kultural dalam Pendidikan Indonesia

Sebelum mempelajari topik dasar pendidikan Ki Hadjar Dewantara, saya percaya bahwa setiap peserta didik adalah individu yang unik dengan kebutuhan, minat, dan potensi yang berbeda. Saya juga percaya bahwa pembelajaran haruslah menjadi proses yang aktif, kolaboratif, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik.

Selain itu, saya meyakini pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, di mana setiap peserta didik merasa didukung, dihargai, dan didorong untuk mencapai potensi maksimal mereka. Saya juga percaya bahwa sebagai pendidik, saya memiliki tanggung jawab untuk membantu peserta didik mengembangkan keterampilan kritis, kreatif, dan kolaboratif yang diperlukan untuk berhasil di dunia yang terus berubah dan berkembang. Namun, sebelum mempelajari dasar pendidikan Ki Hadjar Dewantara, saya belum sepenuhnya memahami konsep tentang kemerdekaan dalam pendidikan, peran budaya dalam pembelajaran, serta pentingnya pendekatan holistik terhadap perkembangan peserta didik. 

Setelah mempelajari topik ini, saya menyadari bahwa peran guru sebagai fasilitator haruslah memberikan pembelajaran kepada mereka sesuai dengan kodrat zaman dan kodrat alam agar selaras dengan peserta didik yang dipandang sebagai individu yang unik. Istilah kodrat zaman dan kodrat alam merupakan pengetahuan baru bagi saya. Kodrat zaman, pendidikan saat ini menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki keterampilan Abad 21 yang meliputi keterampilan berpikir kritis, keterampilan kreativitas, keterampilan berkomunikasi, serta keterampilan berkolaborasi. Sedangkan kodrat alam memiliki makna dalam konteks lokal sosial budaya peserta didik dari macam-macam daerah dengan karakteristik yang berbeda-beda sehingga diperlukan pendekatan yang relevan dengan lingkungan untuk mengimbangi kebutuhan peserta didik. 

Kemerdekaan belajar bukan hanya tentang sekadar ilmu pengetahuan, tetapi juga berkaitan dengan karakter dan penekanan aspek lainnya. Karena itu lah guru harus menuntun peserta didik dalam hal moral. Peserta didik tidak serta merta dibiarkan begitu saja dalam proses pembelajaran. Guru dapat dapat memfasilitasi/membantu anak dengan memberikan contoh tentang hal baik dan buruk tanpa harus mengambil hak siswa untuk tumbuh dan berkembang. Dengan demikian siswa dapat memperbaiki lakunya untuk menjadi manusia seutuhnya.

Saya menyadari bahwa dasar pendidikan Ki Hadjar Dewantara tentang memiliki banyak relevansi dengan peran saya sebagai seorang pendidik yaitu diantaranya dalam pembelajaran saya dapat menerapakan:

  • Pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik artinya pendekatan pembelajaran yang diimplementasi memungkinkan peserta didik untuk aktif terlibat dalam pembelajaran, memberikan mereka kesempatan untuk mengemukakan ide, bertanya, dan mengeksplorasi konsep-konsep secara mandiri.
  • Pembelajaran berdiferensiasi artinya pembelajaran dikemas dengan memperhatikan kebutuhan masing-masing peserta didik yang memiliki kemampuan dan gaya belajar yang beragam.

Selain itu dasar pendidikan Ki Hajar Dewantara dapat dikontekstualkan secara relevan dengan nilai-nilai luhur budaya Jawa Barat untuk memperkuat karakter peserta didik sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat dalam konteks lokal sosial budaya di daerah saya. Beberapa nilai luhur kearifan budaya Jawa Barat yang dapat diselaraskan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara antara lain gotong royong, musyawarah untuk mufakat, dan rasa hormat terhadap orang tua maupun sesama

Saya dapat menerapkan beberapa dasar pendidikan Ki Hadjar Dewantara melalui strategi-strategi berikut:

1.   Menggali potensi Peserta didik

Terkait dengan kodrat alam dan kodrat zaman dalam menggali potensi peserta didik dapat dilakukan dengan pemanfaatan perkembangan informasi dan teknologi (IT) atau aplikasi yang menarik dalam proses pembelajaran serta implementaso pembelajaran yang relevan dengan budaya peserta didik untuk memfasilitasi keragaman karakteristik peserta didik

2.  Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik 

Sebagai bentuk impelementasi semboyan ki hadjar dewantara  "ing madya mangun karsa", guru dapat memfokuskan pembelajaran pada kebutuhan, minat, dan kecepatan belajar individual murid. Gunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada murid, seperti pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah, atau pendekatan diferensiasi.

3.  Memberikan Pendidikan Karakter 

Hal ini selaras dengan salah satu semboyan pendidikan yang dicetuskan oleh ki hadjar dewantara yaitu "ing ngarso sing tulodo" berkaitan dengan penanaman nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan demokrasi dalam pendidikan karakter. Guru dapat memberikan contoh kepada peserta didik untuk menjadi individu yang bertanggung jawab, peduli terhadap orang lain, dan berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun