Mohon tunggu...
Filsafat

Perspektif Kita Terhadap Kaum Rasionalis

2 Oktober 2018   15:23 Diperbarui: 2 Oktober 2018   18:48 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

4. Al-Manzilah Bainal Manzilatain

Inilah ajaran dasar yang menyebabkan munculnya mazhab Mu'tazilah. Pendapat Washil bin Atha' yang mendirikan mazhab Mu'tazilah mengatakan bahwa orang yang melakukan dosa besar ini berada diantara dua posisi. Pokok dari ajaran ini yaitu seorang mukmin yang melakukan dosa besar dan meninggal sebelum tobat dia bukan lagi seorang mukmin atau kafir.

 5. Al-Amr bi Al-Ma'ruf wa An-Nahy'an Al-Munkar

Ajaran yang terakhir ini adalah menyuruh kebijakan dan melarang kemungkaran dengan demikian ajaran ini lebih menekankan kepada keberpihakan pada kebenaran dan kebaikan. 

Tokoh-Tokoh Aliran Mu'tazilah

1. Washil bin Atha' (81-131 H/699-748 M)

Ia adalah pendiri sekaligus orang pertama yang mencetuskan kerangka dasar ajaran Mu'tazilah. Ajaran pokok yang dicetuskannya ada tiga, yaitu paham Al-Manzilah Bainal Manzilatain dalam artian berada diposisi tengah, paham Qadariyah (yang diambilnya dari Ma'bad dan Gailan, dua tokoh aliran Qadariyah), dan paham peniadaan sifat-sifat Tuhan. Kemudian yang menjadi doktrin Mu'tazilah adalah Al-Manzilah Bainal Manzilatain dan peniadaan sifat-sifat Tuhan.

2. Abu Huzail Al-Allaf (752 -- 846 M)

Abu Huzail Al-Allaf merupakan pemimpin juga orang pertama yang mendirikan sekolah Mu'tazilah di kota Bashrah. Ia banyak mengetahui tentang falsafah Yunani dengan ini sangatlah memudahkan untuk menyusun ajaran Mu'tazilah yang bercorak filsafat. Ajarannya adalah kelanjutan dari ajaran Washil bin Atha' tentang peniadaan sifat-sifat Tuhan. Ia mengajarkan bahwa Tuhan Maha Mengetahui dengan pengetahuan-Nya dan pengetahuan-Nya adalah Zat-Nya, bukan Sifat-Nya. Penjelasan ini dimaksudkan untuk menghindari adanya yang kadim selain Tuhan karena apabila dikatakan ada sifat berarti sifat-Nya itu kadim. Abu Huzail juga memberikan ajaran lain yaitu bahwa Tuhan memberikan dan menganugerahkan akal kepada manusia supaya digunakan untuk membedakan mana yang baik dan yang buruk. 

3. Al-Nazzam

Ia murid dari Abu Huzail yang memiliki kecerdasan lebih tinggi dari gurunya. Nama lengkapnya adalah Ibrahim ibn Sayyar ibn Hani al-Nazzam. Menurut al-Nazzam, bukanlah hal yang mustahil apabila Tuhan melakukan zalim pada hamba-Nya, sebab Tuhan tidak mempunyai kemampuan serta tidak berkuasa dalam bertindak dan berbuat zalim. Ia memberikan alasan bahwa yang melakukan kezaliman ini hanya orang-orang yang cacat, bodoh, dan tidak sempurna serta orang-orang yang tidak mempuyai pendidikan, sedangkan Tuhan jauh dari sifat-sifat tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun