Dengan memiliki kekhasan dan fungsinya yang bisa jadi pembeda dengan media lain, justru radio siaran dengan penampilannya hanya suara, karakter radio menjadi selintas maka radio dapat menerapkan teknik-teknik yang dapat mengatasi itu dengan teknik komunikasi yang efektif dan menarik. Suara yang terdengar dalam sekejap lenyap, dengan pesan atau informasi yang disampaikan hanya dengan sekali dengar, khalayak  pendengar mampu mencerna dan mengerti informasi tersebut.
Dalam situasi krisis menghadapi pandemi Covid – 19, saya melihat ini momentum radio siaran.  Pihak radio ( terutama radio non berita ) harus semakin jeli membaca kebutuhan khalayak pendengarnya.Wabah Coruna telah menjadi perhatian dan bernilai telah menggugah tanggung jawab sosial karena menyangkut keselamatan kehidupan orang banyak.
Selain memberikan informasi seputar Covid – 19, gencarkan terus sosialisasi mengajak masyarakat untuk mendengar informasi-informasi penting dan mendalam mengatasi Covid – 19 melalui radio.Â
Dibantu pemerintah dengan inisiator PRSSNI ( Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia ) mengajak partisipasi masyarakat ayo dengar radio melawan Covid – 19, tidak hanya pada saat moment peringatan hari radio saja.
Ketua Umum PRSSNI Erick Thohir mengatakan dengan melakukan inisiatif oleh PRSSNI merupakan wujud nyata dari peran dan tanggung jawab seluruh Radio siaran swasta di masa-masa sulit seperti sekarang. Inilah radio memiliki peran penting dan saling melengkapi bahu membahu dengan medium lainnya mengajak masyarakat membangun komunikasi yang baik, efektif, efisien mencari solusi. Radio siaran memiliki peran yang strategis membantu dalam memerangi pandemi Covid-19 secara kolaboratif, bersama atau gotong royong.
Kota Cimahi 11 April 2020
Pendengar setia radioÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H