Mohon tunggu...
Syafrul Bandi
Syafrul Bandi Mohon Tunggu... Administrasi - swasta

satu langkah dulu.. bandisyafrul@yahoo.co.id syafrulbandi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Pertamina Optimalkan Distribusi Energi, Dan Jangan Lupa Berhemat

1 Desember 2016   16:13 Diperbarui: 1 Desember 2016   16:31 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bersyukur selama ini saya belum pernah mengalami banyak kendala dalam mendapatkan BBM  ( Bahan Bakar Minyak ) dan Gas elpiji. Saya tinggal didaerah dengan pasokan energi yang selalu tersedia. Saat perjalanan dari rumah saja sampai ketempat bekerja dengan jarak sekitar 8 km, saya dapat menjumpai 5 SPBU yang dapat disinggahi. Sedangkan untuk kebutuhan gas elpiji saya mendapatkan dari toko langganan tak jauh dari rumah, dan sebetulnya masih banyak yang menjual gas ini tidak jauh dari rumah, selain toko, warung-warung pun cukup banyak yang menyediakan pasokan gas.

20161129-123842-583fd8c6117f6114048b4567.jpg
20161129-123842-583fd8c6117f6114048b4567.jpg
2 daiatara 5 SPBU yang saya jumpai setiap pergi bekerja di Jl.Raya Amir Machmoed - Gado Bangkong Kab.Bandung Barat dan Kota Cimahi - Jawa Barat ( dok.pribadi )
2 daiatara 5 SPBU yang saya jumpai setiap pergi bekerja di Jl.Raya Amir Machmoed - Gado Bangkong Kab.Bandung Barat dan Kota Cimahi - Jawa Barat ( dok.pribadi )
Ya seperti itulah kondisinya, apa yang saya dapatkan itu bisa jadi bukti atau sebuah potret bahwa Pertamina telah menjalankan tanggung jawabnya memenuhi kebutuhan energi seperti BBM atau Gas kepada masyarakat. Mungkin saja karena saya tinggal di Pulau Jawa ( Jawa Barat ) ?  dimana segala fasilitas dan kebutuhan sudah tersedia dengan harga yang terjangkau dibanding wilayah lain di tanah air.

Bisa jadi begitu, karena kondisi yang saya alami belum tentu semua wilayah atau daerah lain di tanah air merasakannya. Masih berbanding jauh dengan beberapa daerah atau pulau seperti dibelahan timur tanah air. Sampai saat ini masih banyak daerah-daerah pedalaman dan terpencil diwilayah NKRI untuk mendapatkan Bahan Bakar Minyak saja mereka harus menempuh perjalanan jauh.

Persoalan itu muncul karena mendistribusikan hingga ke pelosok negeri terhalang kendala yang harus dihadapi.Di beberapa daerah bahkan infrastruktur dasar masih kurang baik dan terbatas, tantangan alam seperti cuaca buruk mengingat wilayah Indonesia sekitar 70% di antaranya adalah perairan laut dan sungai, di sisi lain konsumsi BBM untuk wilayah-wilayah tersebut skala keekonomiannya kecil sehingga menjadikan wilayah tersebut kurang menarik untuk investor.

Lantas sejauh mana upaya yang telah dilakukan oleh pihak berwenang untuk mengatasi masalah yang ada ? Kita lihat upaya Pertamina dan Pemerintah untuk mengatasi kendala dalam pendistribusian seperti di Papua. Pertamina mendukung penuh pemerintah agar pergerakan ekonomi didaerah berjalan cepat dengan sokongan distribusi energi yang baik. Oleh karena itu ketika Presiden RI Jokowi memberikan instruksi untuk mewujudkan kebijakan BBM satu harga di Papua yang diharapkan dapat mempercepat gerak perekonomian di wilayah Propinsi yang didominasi oleh pegunungan dan dataran tinggi tersebut, langsung direspon cepat oleh Pertamina.

Dikutip dari www.pertamina.com/,Pertamina merespons cepat instruksi tersebut dengan beberapa langkah; pertama, mendatangkan pesawat khusus, Air Tractor fasilitasi Pelita Air Service anak usaha dari Pertamina yang merupakan best practise dalam pengiriman BBM via udara sebagai moda khusus yang dedicated menjaga ketahanan suplai agar harga terjangkau; kedua, Pertamina merealisasikan program BBM Satu Harga di Papua melalui pendirian lembaga penyalur Pertamina di 8 Kabupaten Pegunungan dan Pedalaman ( Puncak, Nduga, Mamberamo Raya, Mamberamo Tengah, Yalimo,Tolikara, Intan Jaya dan Pegunungan Arfak).

Kondisi Geografis di wilayah pegunungan dan pedalaman Papua relatif sulit untuk dijangkau mengingat konektivitas antar daerah belum sepenuhnya terhubung akibat keterbatasan infrakstruktur transportasi darat. Hal ini mengakibatkan biaya logistik untuk mengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi sangat tinggi karena sebagian besar diangkut dengan menggunakan moda transportasi udara.

Sebelumnya harga BBM Premium berkisar antara 25 ribu sampai 55 ribu per liter, bahkan pernah mencapai 150 – 200 ribu per liter. Hal tersebut akibat belum adanya moda transportasi yang dedicated. Melihat kondisi tersebut, Presiden menginstruksikan kebijakan “BBM Satu Harga” sehingga masyarakat Papua dapat menikmati BBM dengan harga sama dengan wilayah lainnya. ( sumber http://www.pertamina.com/news-room/siaran-pers/pertamina-dukung-penuh-pemerintah-wujudkan-bbm-satu-harga-untuk-papua-dan-papua-barat/ )

Hemat 

Kalau kita tengok persoalan yang ada di Papua, bisa saja masalah kerterbatasan masih terjadi di daerah sekitar kita. Seperti yang saya lihat, setiap dua kali sepekan ketika saya mendatangi produsen Susu Murni, dan Yogurt di Cisarua – Kabupaten Bandung Barat – Jawa Barat, untuk saya pasarkan kembali, nah saat saya melakukan perjalanan sepanjang kurang lebih 12 km, hanya menjumpai pedagang eceran BBM salah satunya Pertamini.

Wilayah Cisarua ini memang bukan kota, daerahnya berbukit-bukit dapat dilalui menjadi jalan alternatif menuju Lembang. Saya hanya membandingkan saja dengan wilayah lain yang tak jauh dari daerah ini  yaitu Kota Cimahi dan Lembang, begitu jomplang untuk pelayanan mendapatkan BBM. Padahal di wilayah ini salah satu tempat perekonomian di sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan juga banyak objek wisata, dengan penduduk yangcukup  banyak menggunakan kendaraan atau menggunakan bahan bakar minyak dan gas. Meskipun penduduk sekitar masih bisa mendapatkan BBM dari SPBU walau letaknya cukup jauh. Dan sebagai solusinya diwilayah ini ada masyarakat yang menjual dengan membuka kios eceran dan Pertamini.

20161201-084648-583fdb473493737a0775be67.jpg
20161201-084648-583fdb473493737a0775be67.jpg
kios eceran bensin dan Pertamini, lokasi Jl.Kolonel Masturi - Jambudipa Parongpong Cisarua - Kab.Bandung Barat ( dok.Pribadi )
kios eceran bensin dan Pertamini, lokasi Jl.Kolonel Masturi - Jambudipa Parongpong Cisarua - Kab.Bandung Barat ( dok.Pribadi )
Dengan keterbatasan seperti itu, membuat para penduduk diwilayah ini harus pintar-pintar menggunakan bahan bakar minyak agar tetap tersedia. Namun cara seperti itu hemat saya seharusnya berlaku juga untuk warga yang sangat mudah mendapatkan BBM atau Gas, seperti diperkotaan. Karena bisa jadi kemudahan bisa juga mendorong kebiasaan orang cenderung boros. Soal boros ini memang ada fakta juga bahwa bangsa Indonesia boros energi,

BBM dengan harga murah, orang akan banyak membeli. Ditambah dengan ketersediannya yang banyak , gampang diperoleh, akibatnya orang cenderung tidak perduli dengan penghematan energi. Konsumsinya bahkan sering berlebihan. Ini terjadi di sektor transportasi. Dan ini yang terjadi ditengah masyarakat kita. Masih ada persoalan lain penyebab boros terhadap energi seperti BBM ditanah air, seperti kemacetan dimana-mana.

Ya semua warga di tanah air memiliki hak yang sama untuk pemenuhan kebutuhan energi, melalui Pertamina kebutuhan  energi untuk masyarakat jangan sampai tersendat. Salut, walau dikatakan paling rumit dalam distribusi energinya dibanding negara lain, namun bukan menjadi halangan bagi Pemerintah dan Pertamina. Demi mewujudkan harapan untuk lebih baik agar terjadi pembangunan yang merata di tanah air,  tentunya perjuangan Pemerintah dan Pertamina akan mejadi lebih elok  disinergikan dengan memiliki budaya efisien, tidak boros energi . Apalah artinya Distribusi Energi Menggerakan Negeri, jika kita masih tidak bijak memanfaatkan energi, negeri ini akan tetap berjalan ditempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun