Mohon tunggu...
Syafrul Bandi
Syafrul Bandi Mohon Tunggu... Administrasi - swasta

satu langkah dulu.. bandisyafrul@yahoo.co.id syafrulbandi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Sedia Payung Sebelum Hujan, Berjaga-jaga Sebelum Bencana Tiba

17 September 2016   15:11 Diperbarui: 17 September 2016   16:05 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bangsa Indonesia pernah meraih prestasi tinggi, berkat penanganan bencana yang tergolong cepat, Indonesia menerima penghargaan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai bangsa penanggulangan bencana yang terbaik di dunia. Kala itu tahun 2004 ketika bencana tsunami di Aceh terjadi, dan menjadi bencana besar untuk bangsa Indonesia, penanggulangan yang dilakukan bangsa Indonesia dinyatakan lebih baik, jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya yang pernah mengalami bencana besar.

Bangsa Indonesia telah berhasil melakukan gerak cepat membentuk manajemen risiko bencana. Namun begitu, bila melihat potensi bencana di Indonesia yang sangat besar, selain penanggulangan bencana, langkah melakukan pencegahan, antisipasi , kesiapan. kesigapan atas bencana tentunya akan lebih baik. Makna pribahasa sedia payung sebelum hujan berlaku disini, Harus selalu waspada sebelum segala sesuatu terjadi. Mengantisipasi masalah sebelum masalah tersebut itu terjadi. Sebaiknya berjaga-jaga sebelum datang suatu bencana atau bahaya.

Wilayah Indonesia sebagian besar memang rawan bencana, secara geologis letak Indonesia dilalui jalur dua pegunungan muda dunia yaitu pegunungan Mediterania disebelah barat dan pegunungan Sirkum Pasifik disebelah timur. Menyebabkan Indonesia memiliki banyak gunung merapi yang aktif yang rawan menimbulkan bencana. Dan bencana lain yang sering terjadi di Indonesia, banjir, kemarau panjang, tsunami, meletus gunung berapi, gempa bumi, dan longsor.

Terjadi bencana alam di Indonesia selain kerena oleh faktor alam, juga karena ulah tangan manusia.Terjadinya banjir dan longsor. ada faktor yang paling berperan yakni faktor antropogenik atau pengaruh ulah manusia.Makin rusaknya lingku­ngan seperti meluasnya la­han kritis, daerah aliran sungai kritis, kurangnya ruang terbuka hijau dan hu­tan, meluasnya permu­kiman di dataran banjir, pe­lang­garan tata ruang, buruk­nya penge­lolaan sampah, se­di­men­tasi, budidaya perta­nian di le­reng-lereng perbuk­itan atau pegunungan tanpa kaidah konservasi, dan lain­nya te­lah menyebabkan wila­yah makin rentan terhadap ban­jir dan longsor. Kebijakan ju­ga makin meningkatkan ke­rentanan bencana menyu­sul se­makin banyaknya pe­ner­bi­tan ijin usaha pertam­bangan di bagian hulu daerah aliran su­ngai.

Budaya Sadar Bencana

Siapkah kita ketika terjadi bencana ? dari bencana yang terjadi sebagian warga masih terlihat panik, warga belum sadar dan siap menghadapi bencana. Yang ada hanya sikap pasrah. Sikap pasrah karena minimnya pengetahuan menghadapi bencana.Kita bandingkan dengan negeri sakura, Jepang memiliki kesamaan dengan kita sebagai negara dengan wilayahnya rawan bencana alam, namun mereka telah melakukan pendidikan bencana sejak dini. Semua kehidupan selalu dikaitkan dengan bencana sehingga masyarakatnya siap siaga.

Agar waspada bahwa bahaya bencana mengintai berada dekat di sekitarnya, membuat orang Jepang belajar. Bangsa Jepang menciptakan budaya sadar bencana mulai dari rumah, sekolah, tingkat daerah, diberikan cara oleh pemerintahnya agar warganya aman dan selamat. Mulai dari memberi latihan hadapi bencana, evakuasi dan lain-lain.Sehingga menjadi kebiasaan, seperti mereka terbiasa langsung menyimak info tentang bencana, pada saat gempa bumi, langsung melihat televisi atau mendengar radio mencari tahu info pusat gempa dan besarnya skala gempa, dan kemungkinan gempa susulan.

Bagaimana di Indonesia ? secara umum masyarakat Indonesia masih belum siap menghadapi bencana. Berdasarkan 3 penelitian dan kajian Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB ) mengenai tingkat kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana ternyata hasilnya menunjukkan bahwa pengetahuan kebencanaan memang meningkat. Tetapi pengetahuan ini belum menjadi sikap, perilaku dan budaya yang mengkaitkan kehidupannya dengan mitigasi bencana. Dari Pilot Survei Pengetahuan (Knowledge), Sikap (Attitude) dan Perilaku (Practice) Tahun 2013, hasilnya tingkat pengetahuan tentang bencana sudah baik tetapi belum menjadi sikap dan perilaku.

Kesiagaan orang Indonesia menghadapi bencana sangatlah rendah seperti dikatakan Kepala Humas Data Informasi dan Humas BNPB, DR. Sutopo Purwo Nugroho, M.Si.,APU, oleh karena itu sangatlah penting bagi bangsa ini untuk membudayakan sadar bencana. Salah satu caranya dengan pendidikan sadar bencana.Karena Pendidikan sadar bencana akan membentuk karakter dan pengetahuan bencana. Untuk menumbuhkan kesadaran melalui edukasi memerlukan wadah atau saluran, dalam hal ini bagi Badan Nasional Peanangulangan Bencana (BNPB) saluran media sangatlah penting,

1.Media mampu mempengaruhi keputusan politik, mengubah perilaku, dan menyelamatkan nyawa manusia (UNISDR, 2011).

2.Komunikasi merupakan inti untuk suksesdalam mitigasi, kesiapsiagaan, respon, dan rehabilitasi bencana (Haddow, 2009).

3.Media dapat menunjukkan eksistensi, pencitraan, dan simbol organisasiterhadap masyarakat terkait tugas kemanusiaan dalam penanggulangan bencana (UN, 2009).

Dalam pelaksanaannya BNPB telah memanfaatkan beragam bentuk media mulai dari Media Cetak, Media Oline, Media Tradisional, Media luar ruang, Media tatap muka. Media penyiaran TV dan Radio.

Kepanikan warga di Aceh saat gempa bumi/tribunnews.com
Kepanikan warga di Aceh saat gempa bumi/tribunnews.com
Mengapa Radio ?

Khususnya pada media penyiaran selain televisi Badan Nasional Penangulangan Bencana (BNPB ) menggunakan radio sebagai saluran program sosialisasinya dalam membangun sadar bencana. Radio sudah menjadi bagian dalam kehidupan kita, dapat menemani saat kita melakukan aktivitas. Mendengarkan radio kita bisa lebih santai. Menikmati acara siaran radio sambil makan, sambil tidur-tiduran, sambil bekerja, bahkan sambil mengemudikan mobil. Seorang penyiar radio seolah-olah berada diruang pendengar yang dengan penuh hormat, ramah, cekatan menghidangkan acara-acara yang menarik kepada pendengar. Setiap suara yang keluar dari radio seolah-olah diucapkan oleh seseorang yang ada disitu, mereka jadi teman akrab, karena radio sifatnya akrab,dan intim.

Sebagai media massa radio memiliki sifat berbeda dengan media massa lainnya. Menurut Prof.Drs.Onong Uchyana Effendy,MA( Radio Siaran – 1995 ) Radio siaran adalah makanan telinga , disajikan hanya suara , maka pendengar diberi “ruang pibadi “ untuk ikut membentuk makna. Pendengar adalah sasaran komunikasi massa melalui media radio siaran, pendengar dapat terpikat perhatiannya, tertarik terus minatnya, mengerti, tergerak hatinya dan melakukan kegiatan apa yang dinginkan si pembicara.

Mel Blanc pengisi suara dibalik tokoh-tokoh kartun Warner Bothers menyebut radio sebagai medium ilusi, yang mampu mengaburkan batas antara realita dan fantasi. Radio mampu menghadirkan imajinasi pendengar. Begitu mendengarkan radio langsung membayangkan apa yang disajikan pada acara itu. Radio tidak bisa digambarkan, kecuali dalam benak sipendengar (Cutting Edge Radio -Jim Aitchison – 2003 )

Diradio suara deburan ombak orang langsung membayangkan sisi pantai yang begitu eksotik, bunyi, kicau burung, dengan suara air sungai mengalir terbayang alam pegunungan yang indah, bunyi, ramainya klakson mobil menciptakan suasana macet dalam kesibukan kota. Apa bila gambar mampu menyampaikan seribu kata, maka efek suara yang tepat dalam radio berharga 10,000 kata. Radio memiliki kemampuan untuk menyorot benak para pendengar dengan gambar-gambar pribadi hanya menggunakan suara.

Karena radio adalah kata-kata, dan akan semakin penuh “warna” dan “hidup” dengan dilengkapi musik, efek suara ( sound effects ) seperti dalam sebuah dramatisasi acara siaran, atau sandiwara radio. Unsur-unsur musik,,efek suara memegang peranan penting dalam mendukung kata-kata. Sehinga bila dipadukan dengan tepat, dampaknya kepada para pendengar sungguh luar biasa.

Lihat saja dalam sejarah radio, di Amerika pada Oktober 1938, aktor terkemuka Orson Welles menunjukan kekuatan ilusi radio yang luar biasa. Ia mengadaptasi novel imaginative karya H.G Wells berjudul War Of The Worlds tentang penyerbuan makhluk-makhluk Planet Mars ke bumi, dan disiarkan dalam The Mercury Theatre On The Air pada malam hari. Cara penyajiannya dilakukan sedemikian rupa, sehingga menimbulkan kepanikan diseluruh Amerika. Ribuan orang percaya bahwa mahluk dari planet Mars datang menyerang. Akting yang dilakukan begitu meyakinkan. Efek suara yang ia gunakan begitu berbeda. Karena sandiwara radio tesebut teramat realistis, seperti memang benar-benar terjadi.

Sandiwara Radio

Dibawa pada situasi seperti memang benar –benar terjadi, tak jauh berbeda juga dengan saat mendengar serial sandiwara radio dinegeri ini. Nama Brama kumbara, Mantili dan Lasmini dari Kerajaan Madangkara masih begitu saya ingat. Ini tak lepas dari sosok sesungguhnya atau dibelakang layar yang memainkan peran-peran itu. Nama-nama seperti Ferry Fadly, Eli Ermawati dan Ivonne Rose merupakan nama yang akrab di telinga pendengar saat itu.Ketika pada masa sandiwara radio meraih popularitas yang sangat besar pada era tahun 1980-an sampai 1990-han. “Saur Sepuh”, sebuah kisah yang ditulis oleh Niki Kosasih, merupakan sandiwara radio yang begitu melekat pada kita.

Aksi mereka memainkan peran cinta, marah, benci, takut dan berani, tertawa dan menangis sangat mengesankan.Kita dibawa berimajinasi, menerka menjadi wujud nyata, mendengar ringkikan kuda ditengah gemuruh orang-orang prajurit bertempur, dengan teriakan –teriakan saat bertarung mengadu kekuatan.Sesekali terdengar jeritan kesakitan meregang nyawa atau tawa kemenangan menumpas lawan dalam pertempuran. Semakin terbawa hanyut dalam emosi ketika pelaku-pelaku memerankan sebagai tokoh protagonist atau antagonis, disertai musik ilustrasi yang mengaduk-ngaduk emosi dengan nada naik dan turun memainkan intesitas ketegangan.

Keberhasilan Saur Sepuh diikuti oleh sandiwara lain seperti TuturTinular, Misteri Dari Gunung Merapi,dan sebagainya. Tak hanya sandiwara berlatar kerajaan dengan genre persilatan, sandiwara dengan genre drama pun turut meramaikan indra dengar masyarakat pada masa itu. “Ibuku sayang, Ibuku Malang” karya Eddy Suhendro dan “Catatan Si Boy”adalah beberapa judul sandiwara radio dengan genre drama yang digemari khalayak pendengar radio di tanah air.

Oleh karena itu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sangat serius untuk menyampaikan misi penting tentang deteksi dini bencana melalui radio siaran, lantas dipilihlah sandiwara radio. Berdasarkan survey popularitas acara sandiwara radio merupakan sebuah acara yang banyak digemari dan mendapat tempat dihati masyarakat.

sandiwara-radio-asmara-ditengah-bencana-57dcf4b86d7e611d3f3d5a97.jpg
sandiwara-radio-asmara-ditengah-bencana-57dcf4b86d7e611d3f3d5a97.jpg
Asmara Ditengah Bencana

Saat ini, masa lalu itu bagi saya seperti berulang , selepas pukul 7 malam serial sandiwara radio kembali dapat saya dengarkan, saya dengar melalui frekwensi 99,6 FM di kota Bandung. Sandiwara radio yang mengangkat kisah roman sejarah berjudul Asmara di Tengah Bencana menjadi teman menjumpai para pendengarnya yang dipersembahkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB )

Asmara di Tengah Bencana sebuah sandiwara radio serial dengan latar belakang sejarah terjadinya bencana alam letusan Gunung Merapi pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo alias Raden Mas Rangsang.Raja ketiga kasultanan Mataram.Kisah ini diramu dengan konflik dari sifat manusia, persoalan dendam, kesetiaan dan kejujuran dan cinta.

Pada awal saya mendengarkan kisah sandiwara Asmara Ditengah Bencana ini saya sudah dibawa pada suasana dengan intesitas ketegangan yang tinggi. Melalui radio di HP, imajinasi saya menari – nari saat terbawa membayangkan suasana“ saat malam gelap, angin bertiup kencang terjadi pertarungan berdarah pasukan Mataram yang dipimpin Tumengung Jaya Lengkara dengan kawanan perampok tak bisa dihindari lagi, suara derap kuda, pedang tajam yang beradu dan teriakan manusia terdengar menjadi satu” nah selanjutnya kita akan dibawa terus semakin hanyut kedalam kisah dramatisasi yang mengaduk-ngaduk emosi. Jadi, yuk, dengarkan saja terus sampai eposide terakhir di radio tempat diputarkannya sandiwara radio ini.

Para pendukung dan pemeran sandiwara radio Asmara di Tengah Bencana ini melibatkan nama-nama terkenal di panggung sandiwara radio di tanah air. Salah satunya Ivone Rose, yang dahulu terkenal menjadi pengisi suara untuk tokoh Lasmini dalam sandiwara radio Saur Sepuh. Selain Ivone Rose, ada juga nama-nama seperti Nanang Kasila, Ajeng, Harry Laksono, Eddie Dhosa, yang sudah malang-melintang didunia sandiwara radio. Dengan penulis naskahS. Tidjab, penata suara Indra Mahendra, pembawa cerita Asdi Suhastra dan sutradara ADB Haryoko.

Sandiwara radio Asmara di Tengah Bencana yang berdurasi 30 menit mulai tayang pada 18 Agustus 2016 di 20 di stasiun radio yang tersebar di Pulau Jawa. Dipilihnya beberapa radio saja dengan pertimbangan radio tersebut memiliki basis pendengar yang cukup banyak dan tersebar diwilayah-wilayah yang menjadi target program edukasi bencana, memiliki kualitas daya siar yang memadai dan dapat ditangkap dengan kualitas suara yang baik didaerah-daerah yang menjadi target edukasi bencana.

Untuk edukasi bencana seperti ini di propinsi kami Jawa Barat, jelas sangatlah diperlukan, Jawa Barat merupakan propinsi yang termasuk salah satu propinsi dengan tingkat kerawanan bencananya cukup tinggi, bencana geologi, vulkanalogi, klimatologi, dan lingkungan. Potensi bencana di Jawa Barat dapat dilihat dari kondisi geografis, karena ada tujuh gunung berapi aktif di Jawa Barat. Diantaranya Gunung Salak, Galunggung, Gede- Pangrango, Tangkuban Perahu, Papandayan, Guntur. Gunung Ciremai. Belum lagi dengan potensi gempa dan juga banyak daerah aliran sungai ( DAS ) yang juga dapat mengancam sebagai bencana.

Letak radio yang tersebar menyiarkan sandiwara Asmara Ditengah Bencana di Jawa Barat persis berada pada titik – titik rawan bencana. Radio Gamma FM Majalengka dengan Gunung berapi Ciremai, Radio Fortuna FM Sukabumi dan Elpass FM Bogor berada di daerah rawan bencana gunung meletus gunung api yang aktif yakni Gunung Gede dan Gunung Salak. Di Bandung Thomson FM dengan Gunung api Tangkuban Perahu. Namun menyisakan suatu pertanyaan bagi saya, tidak tercantumnya radio yang berada di Garut dan Tasikmalaya untuk penyiaran sandiwara ini. Padahal jika dilihat dua daerah ini sangat rawan akan bencana alam, terdapatnya Gunung api Galunggung dan Gunung api Guntur.Sehingga masyarakat disekitarnya dapat menjadi target edukasi bencana.

JADWAL PENYIARAN SANDIWARA RADIO “ASMARA DITENGAH BENCANA “ (50 Episode )

JAWA TIMUR

  • GE FM 93,8 Mhz  ( Madiun )…pkl 19.10 – 19.40
  • Senaputra FM 94,1 Mhz ( Malang ) – pkl 19.00 - 19.30
  • Gema Surya FM 94,2 Mhz ( Ponorogo ) - 19.00 - 19.30
  • Soka FM 102,1 Mhz ( Jember ) -19.00 - 19.30

JAWA TENGAH

  • SPS FM 96,6 Mhz (Salatiga )- 19.00 - 19.30
  • Studio 99 FM 95,5 Mhz  ( Purbalingga ) – 16.30 – 17.00
  • CJ DW FM  107 Mhz  - ( Boyolali ) – 19.30 – 20.00
  • Radio H FM 89,6 Mhz ( Karang Anyar ) – 19.00 – 19.30
  • Merapi Indah FM 104,9 Mhz ( Magelang ) – 19.00 – 19 .30

YOGYAKARTA

- EMC FM 97,8 FM ( Yogyakarta ) – 19.00 – 19.30

- Persatuan FM 107,2 Mhz ( Bantul ) - 19.00 – 19.30

JAWABARAT

  • Gamma FM 106,6 Mhz ( Majalengka ) – 16.00 – 16.30
  • Fortuna FM 90,7 Mhz ( Sukabumi ) - 19.00 – 19 .30
  • Adtya FM 91,5 Mhz ( Subang ) - 19.00 – 19 .30
  • Thomson FM 99,6 Mhz ( Bandung) -19.00 – 19 .30
  • Elpass FM 103,6 Mhz ( Bogor )19.00 – 19 .30

BANTEN

  • HOT FM 88,2 Mhz ( Serang) 19.00 - 19.30
  • Ge NJ FM 95,7 Mhz ( Rangkasbitung)19.00 - 19.30

RADIO KOMUNITAS

  • Lintas Merapi FM 107,90 Mhz ( Klaten )19.00 - 19.30
  • Kelud FM 88,4 Mhz Kediri( 19.00 - 19.30 )

Kita yang tinggal di propinsi yang rawan bencana harus siap menanggung resiko terjadinya bencana alam. Kota Bandung ibu kota propinsi Jawa Barat tempat saya tinggal, tidak jauh dengan gunung berapi Tangkuban Perahu yang juga terkenal dengan kisah legendanya Sangkuriang. Jaraknya sekitar 20 km ke arah utara dari Kota Bandung, Gunung Tangkuban Parahu ini termasuk gunung api aktif yang statusnya diawasi terus oleh Direktorat Vulkanologi Indonesia. Beberapa kawahnya masih menunjukkan tanda tanda keaktifan gunung ini.Diantara tanda aktivitas gunung berapi ini adalah munculnya gas belerang dan sumber-sumber air panas di kaki gunungnya, seperti di kasawan Ciater,Subang. Gunung Tangkuban Parahu pernah mengalami letusan kecil pada tahun 2006. Daerah selatan Bandung pun sangat rawan bancana, setiap tahun disaat musim penghujan bencana banjir datang akibat kerusakan pada lingkungan sekitar sungai Citarum.

Kota Bandung dan sekitarnya tidak menutup kemungkinan juga akan terkena dampak oleh bencana dari daerah lain. Masih membekas dalam ingatan saya masa kecil ditahun 1982 saat gunung Galunggung meletus. Dampak yang kami alami hujan debu yang cukup lebat akibat letusan datang silih berganti selama kurang lebih 9 bulan lamanya. Dan kami pun sempat beberapa hari mengalami kegelapan malam padahal saat itu siang hari. Akibat matahari tertutup awan hitam akibat letusan dasyat Gunung Api Galunggung yang berada di Kabupaten Tasikmalaya yang jaraknya cukup jauh dari kota Bandung.

Gempa bumipun pernah saya alami, walau letak pusat gempa amatlah jauh, geterannya cukup membuat ketakutan. Gempa bumi tersebut terjadi akibat tumbukan lempeng Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia. Di Jawa Barat tercatat pernah mengalami bencana gempa cukup besar. Tahun 2009 atau yang lebih dikenal sebagai Gempa Bumi Tasikmalaya yang berkekuatan 7,3 pada Skala Richter Gempa yang mengguncang dilaporkan juga dirasakan hingga ke pulauBali. Kemudian 6 April 2016. Gempa bumi di Garut, Jawa Barat, berkekuatan 6,1 skala Richter.

Gunung api Tangkuban Perahu terlihat dari Kota Bandung
Gunung api Tangkuban Perahu terlihat dari Kota Bandung
Dampak Yang Diharapkan

Memiliki kondisi yang serupa bagi Jawa Barat dengan Provinsi Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, posisinya yang berada di jalur “cincin api” atau Ring of Fire membuatnya rentan bencana gempa bumi dan gunung meletus. Berarti bencana bakal terus membayangi pulau Jawa. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahkan mencatat, bencana di Indonesia memang terkonsentrasi di pulau Jawa. Rata-rata dari 2002 hingga sekarang, lebih 50 persen kejadian bencana terjadi di Jawa. Pada 2011, dari 2.066 kejadian bencana, sekitar 827 bencana (40%) terjadi diJawa.Diproyeksikan tren bencana dan dampaknya di masa mendatang makin besar.

Pada prinsipnya bencana adalah gabungan baik dari gempa, banjir, longsor, dan sebagainya. Jika melihat kondisi di pulau Jawa yang makin padat penduduk dan pemukiman, serta rusak lingkungan, tentu saja menjadi tantangan untuk pembangunan karena bencana dapat menjadi faktor penghambat pembangunan. Bencana memiliki dampak suatu wilayah yang terkena bencana mengalami kemunduran ekonomi.

Melihat kondisi seperti itu BNPB telah menyiarkan sandiwara radionya sebagian besar dibeberapa radio di pulau Jawa. Sandiwara radio ini diharapkan dapat mencapai atau diterima khalayak utamanya disekitar rawan bencana.Meminta semua pihak meningkatkan kewaspadaan menghadapi bahaya bencana melalui pesan yang disampaikan tidak hanya melalui alur cerita dalam sandiwaranya saja, saat sandiwara radio ini berlangsung BNPB menyisipkan pula pesan berupa Iklan Layanan Masyarakat mengenai potensi bencana alam yang harus diwaspadai. Serta mengajak kita untuk arif pada lingkungan.

Jadi setelah hadir diruang dengar kita sandiwara radio ini bukan hanya sajian sandiwara radio hanya untuk meninabobokan atau membawa kealam khayal yang jauh dari realita tetapi membawa isi penyampaian mission yang baik pula. Walau konsumsi media di kota-kota baik di Jawa maupun Luar Jawa menunjukkan bahwa Televisi masih menjadi medium utama yang dikonsumsi masyarakat Indonesia (95%), disusul oleh Internet (33%), Radio (20%),Suratkabar (12%), Tabloid (6%) dan Majalah (5%). Radio masih memiliki basis pendengar yang signifikan didaerah luar perkotaan terutama yang berada sepeti pedesaan didaerah rawan bencana.Dengan ke khasannya radio tidak sekedar mampu menghadirkan imajinasi pendengar, tapi bisa “menjual” satu pemikiran dengan sejuta rasa yang akan mampu menggerakan si pendengar. Karena radio sebagai bagian media penting sekaligus menjadi kekuatan bagi pendidikan serta pencerahan masyarakat dan perubahan perilaku.

Usulan saya selain sandiwara radio, untuk program sosialisasi dan edukasi seperti yang pernah saya dengar dapat diantarkan juga dengan format yang berbeda, seperti majalah udara, feature, dalam pilihan lagu atau tangga-tangga lagu ( chart ), Iklan Layanan Masyarakat pun bisa ditambahkan dengan versi yang berbeda dalam bentuk testimony ( kisah nyata ) dari masyarakat, pakar.Game atau Kuis Radio yang lebih menarik, cerita parodi atau iklan parodi.Semua itu dapat memberikan peluang besar dalam perolehan pendengar. Sehingga meningkatkan jumlah target sasaran atau khalayak pendengar. Dan rasanya kita akan sepakat bila edukasi bencana melalui radio ini, dapat didengar juga oleh seluruh masyarakat di Indonesia, dengan lebih banyak Radio yang menyiarkannya di seluruh tanah air.

Media sangat berharga dan berperan dalam kegiatan kampanye membangun kepedulian masyarakat, lewat radio sebagai media dapat digunakan secara efektif, menjadi kawan akrab bagi orang yang mempunyai kesibukan yang seringkali hanya menyisakan telinga atau pendengarannya saja untuk menerima informasi. BNPB, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, melalui media radio siaran dengan bentuk sandiwara radio mengajak bergerak untuk siaga terhadap bencana . Agar bangsa ini yang telah memiliki goresan tinta emas dalam prestasi penanggulangan bencana, juga sebagai bangsa yang masyarakatnya memiliki pengetahuan yang dapat menjadi sikap, perilaku dan budaya kehidupannya dengan mitigasi bencana.Sedia payung sebelum hujan, berjaga-jaga sebelum bencana tiba.

Twitter: @syafrul_bandi

FB syafrulbandi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun