Â
Ketika meraih juara, tentu ada faktor penentu yang mendukungnya. Selain memiliki kemampuan yang sangat baik dibandingkan lawan-lawannya, ada faktor lain seperti dukungan para penonton. Seperti halnya Chile pada saat menjuarai Copa Amerika 2015 yang lalu, banyak yang mengatakan Chlie menjadi juara, karena faktor Chile menjadi tuan rumah.
Diatas kertas hitung-hitungan Argentina dan Chile pada final ketika Copa America 2015, secara kualitas Argentina lebih diunggulkan dibanding Chile. Tapi kenyataannya Argentina bertekuk lutut. Chile tampil baik karena rasa percaya diri tinggi berkat bermain dikandang sendiri. Dalam pertandingan cabang olahraga apapun bila menjadi tuan rumah tentu sangat menguntungkan bagi tuan rumah.
Menjadi pertanyaan bagi saya, akankah Chile mengulang kejayaannya seperti ketika menjuarai Copa Amerika 2015 yang lalu ? dan kebetulan dengan lawan yang sama.Tentu bisa atau sebaliknya. Bila gagal, ini akan memperkuat anggapan bahwa Chile ternyata hanya jago kandang, namun bila terjadi sebaliknya, Chile membuktikan sebagai juara sejati. Karena memang kemampuan Chile diatas lawannya, dengan dibuktikan bermain ditempat netral.
Chile menjadi tuan rumah di Copa Amerika 2015 yang lalu, menjalani pertandingan – petandingannya selalu dengan dukungan penuh  pendukung fanatiknya. Estadio National De Chile, Santiago menjadi saksi sejarah atas keperkasaan timnas Chile di partai final Copa America 2015. Melalui pertarungan yang dramatis dan menegangkan, Chile sukses menaklukkan tim bertabur bintang favorit juara, Argentina.
Usai menjalani laga menegangkan selama 90 menit dengan skor 0-0, lalu dilanjutkan dengan babak perpanjangan waktu selama 2x15 menit dan kedudukan tetap berimbang 0-0, juarapun pun harus ditentukan melalui adu penalti. Para algojo Chile dengan penuh percaya diri berkat dukungan penuh suporter fanatiknya sukses menceploskan 4 gol. Sedangkan Argentina hanya mampu memasukkan 1 gol. Skor adu penalti 4-1 pun menjadikan Chile keluar sebagai juara baru Copa America 2015 sekaligus mewujudkan mimpi rakyat Chile yang sudah dinantikan selama 99 tahun.
Setelah itu pertemuan antar keduanya pun terjadi kembali dalam sebuah turnamen, kali ini Argentina berhasil mengalahkan Chile 2-1, dalam laga penyisihan Grup D Copa America Centenario di Stadion Levi's, California.
Dan lagi-lagi Argentina, Chile berjumpa kembali, kini dibabak final Copa America Centenario 2016. Bagaimana kira-kira yang akan tejadi ? saya kira pertandingan final Copa America 2015 yang lalu dan pertandingan babak penyisihan Copa America Centenario 2016, antar keduanya, dapat menjadi bahan penilaian untuk hasil pertandingan Final Copa America Centenario 2016 antara Argentina vs Chile.
Pada laga final di Copa America 2015, Chile vs Argentina yang lalu, sebagai gambaran, saya melihat keduanya menampilkan permainan berimbang. Walau Chile terlihat mampu mendominasi pertandingan dengan mengusai lini tengah. Gelandang-gelandang Chile juga sukses mematikan pergerakan Lionel Messi. Salah satu kuncinya para pemain Chile begitu kuatnya terus bergerak, dikarenakan energy lebih yang didapat dari pendukung fanatiknya, yang memenuhi hampir semua kapasitas stadion yang tersedia.
Mungkin saja pada saat itu strategi Chile untuk menahan laju Argentina dengan cara sekuat tenaga menguasai jalannya pertandingan, karena situasi yang sangat mendukung dengan  keuntungan sebagai tuan rumah. Terbukti cara ini ampuh tanpa harus memperagakan permainan difensif, Chile menahan ketajaman Argentina, Chile berhasil meredam Argentina. Pertandingan dilanjutkan dengan adu penalty. Dengan memperoleh modal kepercayaan diri, para eksekutor penalty Chile akhirnya berhasil mencetak gol lebih dibanding Argentina dalam drama adu penalti.
Sebagai gambaran selanjutnya, adalah pertandingan ketika Tim Nasional Argentina mengalahkan tim Chile 2-1 dalam laga penyisihan Grup D Copa America Centenario di Stadion Levi's, California. Dalam pertandingan ini menurut statistik di laman resmi Copa America 2016, Chile unggul penguasaan bola hingga 58 persen, namun Argentina melakukan lebih banyak tendangan percobaan gol, yakni 16 berbanding sembilan. Sebetulnya hampir serupa dengan pertandingan mereka ketika di partai Final Copa America 2015. Chile memiliki keunggulan dalam pengusaan bola. Namun kali ini strategi Argentina lebih berhasil, upaya melakukan ancaman dengan tendangan kegawang Chile sesering mungkin menghasilkan goal, yang membuat saat itu Chile pun tak berdaya.