Mohon tunggu...
Syafrul Bandi
Syafrul Bandi Mohon Tunggu... Administrasi - swasta

satu langkah dulu.. bandisyafrul@yahoo.co.id syafrulbandi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tak Gentar Diserang Zika

19 Februari 2016   15:07 Diperbarui: 1 Maret 2016   10:54 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

health.kompas.com

Judul diatas merupakan sikap dan kesaksian mantan petenis nomor satu dunia Rafael Nadal.  Nadal adalah salah satu bintang olahraga paling ternama yang berani tampil di Brasil, sejak Brasil menjadi sentral penyebaran virus Zika. Rafael Nadal mengatakan bahwa situasi di Ibu Kota Brasil Rio de Janairo tampak tidak begitu serius, orang-orang menjalani hidupnya dengan normal, oang-orang berjalan, di pantai, direstoran dan menikmati hidup yang normal (Reuters ) Bagi saya pernyataan Nadal ini boleh dianggap memberi semangat untuk menghadapi virus Zika. 

Di awal Februari 2016 virus Zika menjadi salah satu topik hangat dunia. Penyebaran Zika ke seluruh Amerika dan Karibia, oleh WHO disebut sebagai ledakan. WHO juga mengaitkan Zika dengan kondisi cacat lahir bernama mikrosefalia.

Zika membawa ingatan saya  terhadap ledakan-ledakan beberapa virus sebelumnya  seperti Epidemi  Ebola, SARS, Flu burung. Ebola,wabah yang bermula dari Guinea, menjalar kebeberapa negara lainnya di Afrika Barat, Liberia dan Sierra Leone, Nigeria, Senegal, Mali, ebola menewaskan banyak orang.

Epidemi SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) Sindrom Pernapasan Akut Berat , menjadi perhatian publik  seiring SARS pertama kali muncul pada November 2002 di Provinsi Guangdong, Tiongkok. Virus ini pun cukup mematikan. Dan menyebar ke Vietnam, Hongkong.

Yang membuat ketar-ketir ketika wabah virus Flu Burung, Indonesia masuk dalam negara terjangkit flu burung tahun 2011. Virus ini mengancam dan menelan korban di sekitar kita. Selain itu Indonesia terkena dampak ekonomi, tejadi penurunan produktivitas disektor unggas dan sektor yang terkait dengan isu flu burung. Seperti terjadi penurunan konsumsi rumah tangga dan ekspor.

Dalam kurun setahun ini virus yang bernama Zika bisa menjangkiti 4 juta orang. Asia pun kini dalam status waspada. Berita  seputar Zika menjadi perhatian publik. Beragam  informasi  berupa ulasan seputar Zika muncul, tidak  hanya mengangkat tentang asal – usul dan bahaya virus Zika. Olimpiade nanti di Brazil pun menjadi berita yang dikaitkan dengan Zika, kemungkinannya olimpiade terganggu oleh virus ini.

Virus Zika merupakan virus yang bersumber dari jenis nyamuk Aedes aegypti, jenis nyamuk penyebab demam berdarah. Kita ketahui bahwa demam berdarah kerap tejadi disekitar kita. Dan tidak menutup kemungkinan membuka kesempatan melalui nyamuk yang sama Aedes aegypti, virus Zika menyebar.

Seorang ahli mengatakan kepada BBC, dan di manapun terdapat demam berdarah, bahwa kemungkinan kita  pada akhirnya akan mendapatkan Zika juga. Professor Laura Rodrigues, dari Brazilian Academy of Sciences dan London School of Hygiene and Tropical Medicine dan temuan Pan American Health Organisation (PAHO) memperkirakan virus Zika akan terus menyebar dan kemungkinan akan mencapai semua negara dan wilayah kawasan di mana nyamuk Aedes ditemukan.

Kita tak berharap adanya masyarakat yang terjangkit Virus Zika. Oleh karena itu kita sangat menyambut upaya pemerintah untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM), sarana, dan prasarana. Hal itu sebagai antisipasi jika virus yang mewabah di Amerika latin itu muncul di sekitar kita. Kemudian masyarakat akan diberikan pemahaman agar dapat merespons secara cepat jika terdapat indikasi penyebaran virus Zika. 

Virus Zika dapat dicegah persis kala memberantas virus dengue. Kunci penanganannya terletak pada kebersihan lingkungan, karena ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti seperti halnya virus dengue. 

Pengalaman menghadapi virus dengue menjadi pengalaman sangat berharga bagi kita untuk melawan virus Zika. Seperti halnya Uganda, dimana virus Zika pertama kali ditemukan. Virus tersebut berasal dari hutan Zika, yang terletak sekitar 25 kilometer dari Kampala, ibu kota Uganda.Menurut Kementerian Kesehatan Uganda tak mencatat adanya kasus Zika di negara tersebut selama beberapa tahun terakhir. Sistem respons negara Uganda terhadap penyakit dan epidemi sangat kuat, sebagaimana dibuktikan dalam penanganan wabah demam berdarah beberapa waktu lalu.

Menteri Kesehatan Nila Moeloek menyebut virus Zika tidak sebahaya penyakit demam berdarah. Seseorang yang terinfeksi virus Zika bahkan disebut bisa sembuh dengan sendirinya. Namun meminta masyarakat tetap waspada. Masyarakat agar selalu menjaga fisik dan kesehatan. Karena pada umumnya, penyakit bersumber dari psikologis dan psikis yang lemah. Dengan upaya dan doa kita tak gentar diserang Zika.

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun