Mohon tunggu...
Syafrudin Budiman SIP
Syafrudin Budiman SIP Mohon Tunggu... Administrasi - Saya aktivis pejuang yg sering turun ke jalan untuk demo menyuarakan aspirasibrakyat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis dan Aktivis Politik di Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Analisis

People Power adalah Upaya Merongrong Pemerintahan yang Sah

24 April 2019   08:13 Diperbarui: 24 April 2019   08:14 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta - dr Wendy Setiawati Ketua Umum Jokowers Jakarta mengatakan wacana people power merupakan wacana merongrong pemerintahan yang sah. Dimana isu gerakan people power ini adalah makar dan harus diantisipasi oleh pihak berwenang secara hukum,"People power adalah upaya menjatuhkan pemerintahan yang sah dan ini adalah gerakan makar yang inkonstitusional yang mau mendelegitimasi pemerintahan yang sah. Saatnya aparat bertindak tegas," kata dr. Wendy Setiawati saat dihubungi di Jakarta, Rabu (23/04/2019).

Menyikapi Pemilu 2019 Jokowers Jakarta, sangat taat Konstitusi dan meminta semua pihak menunggu hasil KPU walaupun hasil Quick Count sudah memenangkan Jokowi-Amin.

Kata dr Wendy, kemenangan Jokowi-KH Ma'ruf Amin adalah kehendak kemenangan rakyat. Katanya, Jokowi adalah tokoh natural dari bawah yang bangkit menjadi presiden karena kehendak rakyat banyak.

"Jokowi diprediksi kuat akan menjadi presiden lagi untuk yang kedua kali. Sebagaimana hasil exit poll dan quick count lembaga survei yang mengunggulkan paslon 01 ini. Selain itu hasil data real count KPU yang juga mengunggulkan Jokowi-Amin dikisaran 55% dan Prabowo-Sandi dikisaran 45%," jelasnya.

Menurut dokter cantik ini, kemenangan dan prediksi sementara ini, kita syukuri dengan baik. Apalagi Pemilu 17 April 2019 ini berjalan dengan damai dan aman.

"Kita tunggu sampai penghitungan final KPU 22 Mei 2019, percayakan semuanya kepada pihak penyelenggara untuk menuntaskan pekerjaannya dengan baik. Jika ada kecurangan bisa ke Bawaslu atau sengketa selisih beda suara, bisa diselesaikan lewat  Mahkamah Konstitusi," tukas lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti ini.

Tutur dr Wendy, kalah menang sudah biasa dan kalah menang itu biasa. Dimana, jangan sampai demokrasi yang sudah disepakati bersama diingkari dan didelegitimasi demi hanya ambisi kekuasaan.

"Kekuasaan bukanlah segala-galanya, tapi kehendak rakyatlah yang paling utama. Terimalah demokrasi sebagai pilar kekuatan bangsa dan negara," terangnya.

Terakhir kata dr Wendy, Jokowers Jakarta terus akan mengawal proses Pemilu 2019 sampai penghitungan suara di Pleno KPU. Saat ini katanya, proses penghitungan suara sedang berjalan di tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan dan menuju KPUD Kabupaten/Kota serta KPUD Propinsi.

"Insya Allah suara Jokowi-Amin tidak akan banyak bergeser jauh. Kemenangan rakyat sudah di depan mata dan kita tunggu penetapan KPUD-KPUD Kabupaten/Kota," urainya.

Ia juga menjelaskan, jika sudah masuk tahap pengitungan suara KPUD Kabupaten/Kota, pemenangnya akan ketahuan lebih awal. Apakah yang menang Jokowi-Amin, atau Prabowo-Sandi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun