Mohon tunggu...
Syafrudin Budiman SIP
Syafrudin Budiman SIP Mohon Tunggu... Administrasi - Saya aktivis pejuang yg sering turun ke jalan untuk demo menyuarakan aspirasibrakyat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis dan Aktivis Politik di Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pandangan dan Harapan Husin Shahab tentang Masa Depan Umat Islam Indonesia

25 Juli 2018   06:10 Diperbarui: 25 Juli 2018   07:22 1220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lewat deringan Hand Phone dan diselingi wawancara chat via facebook massanger Husin Shahab seorang intelektual muda muslim menjawab semua padangan dan harapan tentang Islam Indonesia kedepannya di era revolusi komunikasi dan era peradaban baru kemajuan tehnologi dan informasi. Pria bujang kelahiran Sumenep  Sumenep, 26 April 1984 ini menjawab satu-persatu setiap pertanyaan yang diajukan. Sebagai seorang yang ahli dibidang  Filsafat Islam khususnya main subject Studi Islam, Perbandingan Agama dan Mazhab, Husin Shahab sangat paham benar tentang perbandingan antar mazhab dan aliran politik Islam di timur tengah. Berikut wawancara Syafrudin Budiman SIP dengan Husin Shahab secara tuntas tentang masa depan umat Islam Indonesia;

Pandangan anda tentang Islam di Indonesia seperti apa?

Islam di Indonesia sebagaimana yang dibawa oleh para wali dan habaib ke Indonesia yaitu menebarkan Islam rahmatan lil alamin, tidak melakukan invansi terhadap budaya nusantara dan menghancurkan peradaban yang ada. Berbeda dengan Islam yg masuk ke Asia seperti ke Birmah, Srilangka, Pakistan dan India pada masa Abbasyiah yg menyebarkan fanatisme kearaban sehingga muncullah paham intoleransi beragama di sana.

Bagaimana kehidupan beragama di Indonesia saat ini? 

Dari sudut pandang masyarakat awam, agama masih kental dengan fanatismenya mau itu dari penganut agama Islam dan agama-agama yang lain. Sedangkan ditataran akademik agama di Indonesia menjadi pedoman penganutnya. Namun, bagi para ahli propaganda politik, agama dijadikan alat untuk kepentingan politik mereka. 

Islam di Indonesia kedepan harus seperti apa? 

Islam adalah agama yang dinamis, bukan hanya tekstual namun kontekstual yang apabila dikaji lebih dalam seharusnya Islam menjadi pedoman bagi rakyat Indonesia terhadap penerapan kekinian. Di negara lain, Islam dijadikan rujukan untuk memajukan dan memodernisasi negaranya dengan teknologi, saintis dan kedokteran. Qanun, buku karangan Ibnu Sina di Harvard, Amerika dijadikan rujukan untuk menemukan metode pengobatan terkini. Harusnya masyarakat Islam di Indonesia sudah lebih dulu melakukan itu.

Politik Islam menurut anda harus seperti apa? 

Secara garis besar, politik Islam itu politik ilahia, politik kepentingan Allah Swt terhadap alam, dimana itu hanya dapat dimiliki oleh Allah yg diturunkan kepada rasul-Nya Muhammad Saw. Politik Islam ini tidak bisa digunakan oleh siapapun karena hak prerogatif Allah dan rasul-Nya dan ketika kita mengaitkan Islam dengan politik harus sesuai dengan tujuan Islam itu sendiri yaitu menyebarkan rahmat ke seluruh alam (bagi seluruh rakyat Indonesia), yaitu politik yang memberikan keadilan terhadap masyarakat (semua), tidak membedakan itu muslim atau non-muslim. Untuk di Indonesia, politik Islam sudah difiltrasi (disarikan) oleh penggagas Republik Indonesia, Ir Soekarno ke dalam PANCASILA.

Pancasila sebagai dasar bernegara bagaimana pelaksanaannya saat ini? 

Pelaksanaan Pancasila masih kurang maksimal, karena jika itu sebagai pedoman bernegara seharusnya Negara Indonesia sudah maju dan bebas hambatan dari persoalan keyakinan rakyatnya. Karena masalah persoalan keyakinan rakyat ini jika masih dan menjadi polemik, negara akan lebih mudah digoyang dengan persoalan keyakinan apabila keadilan tidak merata. Persoalan utama negara ini adalah jenjang sosial ekonomi masyarakat sangat jauh. Sila Ke-3 dan Sila Ke-5 belum dilaksanakan dengan maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun