[caption id="attachment_205500" align="alignnone" width="300" caption="Foto 1"][/caption] [caption id="attachment_205501" align="alignnone" width="300" caption="Foto 2"]
[/caption] [caption id="attachment_205502" align="alignnone" width="180" caption="Foto 3"]
[/caption] [caption id="attachment_205503" align="alignnone" width="318" caption="Foto 4"]
[/caption] [caption id="attachment_205504" align="alignnone" width="300" caption="Foto 5"]
[/caption] [caption id="attachment_205505" align="alignnone" width="302" caption="Foto 6"]
[/caption] Malang - Anita Meriza gadis kelahiran Sumenep ini sangat senang berkunjung ke Candi Badut yang terletak di Desa Karang Besuki, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Menurutnya, Candi Badut ada di tengah-tengah perumahan penduduk, masuk ke gang kecil dan bahkan banyak yang tidak mengira kalo di sudut gang itu berdiri peninggalan sejarah berharga. Gadis yang biasa di panggil Mery ini mengatakan, candi ini berdiri diatas tanah seluas 2808 m2. Dikelilingi oleh gunung Kawi (Selatan), gunung Arjuna (barat), Gunung Tengger (utara) dan Gunung Semeru (Timur). Bahkan, kata Mahasiswa Unibraw Bidang Ilmu dan Teknologi Pangan ini tertulis keterangan candi ini dikelilingi oleh pagar temboki yang sekarang hanya tinggal sisa-sisa pondasinya. "Batu candi ini terbuat dari batu andhesit, berdenah empat persegi yang berukuran 17,27 m x 14,04 m dengan tinggi 8 m, menghadap ke Barat," terang Gadis kelahiran 24 Maret 1991 ini. Gadis manis ini menerangkan, Candi Badut merupakan yang tertua di Jawa Timur, didirikan pada tahun 760 M. Awalnya candi tersebut tertimbun tanah dan ditumbuhi oleh pohon besar di tengah-tengah sawah. Ditemukan oleh EW Mauren Brechter pada tahun 1991. Candi Badut, kata Meryza mengalami pemugaran 2 kali, yaitu pada tahun 1925-1926 dan tahun 1990-1991. Jika dilihat candi tersebut bersifat Hindu dan terdapat beberapa arca, diantaranya arca durga, arca agastya dan arca lingga yoni.Arsitektur candi terdiri dari kaki, tubuh dan atap. Bagian depan terdapat undakan menuju bilik candi. Ia juga menjelaskan, kalau mau masuk ke bilik terdapat Selasa Pradaksi napatha (tempat mengelilingi candi muda) dari arah kiri ke kanan. Bagian tubuh tampak tambun, pintu masuk berhias kalamakara, yang merupakan gaya seni Jawa Tengah. Di dalam bilik terdapat lingga dan yoni, kata Meryza merekam informasi tersebut secara langsung dan melalui media online
wisata. "Ayo kita lestarikan peninggalan-peninggalan berharga nenek moyang kita. Jangan sampai tidak terpelihara dengan bagus," ujar Gadis yang punya hobby membaca buku dan memasak itu. Ditambahkan oleh Meryza, Candi Badut diperkirakan telah berdiri sejak 1400 tahun lalu dan diyakini adalah peninggalan Prabu Gajayana, penguasa
kerajaan Kanjuruhan sebagaimana yang termaktub dalam prasasti Dinoyo bertahun 760
Masehi. "Silahkan main kesana, kalau perlu saya antar ke Candi Badut. Eman kalau tak mengunjungi warisan nenek moyang kita tercinta," ajak Meryza. Perlu diketahui, jika dilihat dari segi ilmu pengetahuan dan segi arsitekturnya bangunan tersebut merupakan gaya peralihan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Kemungkinan juga merupakan suatu bukti terjadinya perpindahan pusat kerajaan ke timur. Dalam hubungan ini para sarjana cenderung menghubungkan berita perpindahan kerajaan Holing ke timur sekitar tahun740 Masehi. Kemudian diartikan bahwa raja dari
dinasti sanjaya menyingkir ke timur karena terdesak oleh dinasti Sailendra, sebagaimana di kutib di media online wisatadimalang.weebly.com. (rud) Foto: Album Anita Meriza sesi pemotretan di Candi Badut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya