ABAD YANG BERPALING
Gadis kecil menggenggam sekuntum mawar berkelopak ayat-ayat suci, berjalan ditepi sungai sepi. Orang-orang memalingkan muka dan tertawa. Orang-orang memalingkan muka dan terbahak. Yah! Orang-orang memalingkan wajah dan meludah. Kemarin dan hari ini.
SETELAH RUSUH
Ranting jiwaku tak dihinggapi nyanyi burung pagi, juga perempuan bulan itu, apalagi kau yang diam telah kehilangan senyum. Hari ini aku tidur berselimut kerikil tanpa matahari tanpa rembulan. Tulang-tulang berserakan di permukaan waktu hasil pembantaian tangan-tangan manusia atas nama tuhan. Diriku hari ini kehilangan semangat menyampaikan salam cinta pada dirinya, sebab hari ini ramai-ramai kita beranjak ke titik suram sebuah masa.
Sumber Puisi: Syafruddin (shaff) Muhtamar, Sujud, Kumpulan Puisi, Penerbit Pustaka Refleksi, 2007.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H