Mohon tunggu...
syafruddin muhtamar
syafruddin muhtamar Mohon Tunggu... Dosen - Esai dan Puisi

Menulis dan Mengajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Abad yang Berpaling dan Setelah Rusuh, 2 Puisi

4 Juli 2023   07:36 Diperbarui: 4 Juli 2023   08:34 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pxhere.com/

ABAD YANG BERPALING

Gadis kecil menggenggam sekuntum mawar berkelopak ayat-ayat suci, berjalan ditepi sungai sepi. Orang-orang memalingkan muka dan tertawa. Orang-orang memalingkan muka dan terbahak. Yah! Orang-orang memalingkan wajah dan meludah. Kemarin dan hari ini.

SETELAH RUSUH

Ranting jiwaku tak dihinggapi nyanyi burung pagi, juga perempuan bulan itu, apalagi kau yang diam telah kehilangan senyum. Hari ini aku tidur berselimut kerikil tanpa matahari tanpa rembulan. Tulang-tulang berserakan di permukaan waktu hasil pembantaian tangan-tangan manusia atas nama tuhan. Diriku hari ini kehilangan semangat menyampaikan salam cinta pada dirinya, sebab hari ini ramai-ramai kita beranjak ke titik suram sebuah masa.

Sumber Puisi: Syafruddin (shaff) Muhtamar, Sujud, Kumpulan Puisi, Penerbit Pustaka Refleksi, 2007.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun