Mohon tunggu...
syafruddin muhtamar
syafruddin muhtamar Mohon Tunggu... Dosen - Esai dan Puisi

Menulis dan Mengajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Episode Kerinduan I, II dan III

17 Mei 2023   06:17 Diperbarui: 17 Mei 2023   06:20 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

EPISODE KERINDUAN

I.

Aku menunggu perempuan di peraduan rindu, setelah semesta melewatkan tujuh purnama pada malam-malam penuh batu. Gelisahku ombak tak memecah karang di samudera nasib yang membeku. Perempuan itu angin yang bertiup dari rahim bunda, menjelmakan matanya sebagai rinduku dengan derita perih tanpa ampun. Tetapi kau hanya melemparkan senyum manis, ketika menyaksikan diriku terjatuh dalam kubang sepi.

II

Syahdu lagu rindu-Mu mendayu memanjati sukmaku, merayu menggelitik batin dan tak terbaca puisi yang tertulis di kertas buram, juga pada daun-daun dan batu-batu, pada alang-alang juga lumut kering. Rinduku hanya terlentang berbaring di rerumputan, mengamati dinding-dinding cinta tebal dan beku.

III

Mendung pada jiwa menggaruk sukmaku yang gatal akan sunyi, mendesak batinku yang nol akan hening. Mendung rinduku tak pernah habis dalam musim. Mendungku adalah rindu akan-Mu pada kerinduanku.

Sumber Puisi: Syafruddin (shaff) Muhtamar, Sujud, Kumpulan Puisi, Penerbit Pustaka Refleksi, 2007.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun