MENATAP MATA
Gelora ombak memecah batu di ranjangku, mematah batang linggis yang lama berbaring karena mata-Mu kutemu di wajah rembulan yang cahayanya berenang-renang di jiwaku.Â
Kuharap takdir-Mu tidak bisu, ketika telah habis kata untuk puisi, ketika telah habis tinta untuk lukisan; sebab kemana aku hendak melangkah jika tak ke matanya.
SAJAK SEORANG LELAKI
Perempuan meninggalkan lelaki itu sendiri. Lelaki yang telah malam di mata perempuan itu. Tetapi, perempuan meninggalkan lelaki itu sendiri. Padahal, lelaki itu telah cahaya pada malam di mata perempuan itu.
Sumber Puisi: Syafruddin (shaff) Muhtamar, Sujud, Kumpulan Puisi, Penerbit Pustaka Refleksi, 2007.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H